Silahkan Di Baca

Sabtu, 31 Oktober 2009

Saya Akan Berdiri di Depan untuk Melawan Kalau Ada Upaya Membubarkan KPK"


Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak akan menjelaskan mengapa kedua pimpinan non aktif KPK Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamsah ditahan, karena itu bukan wilayah dan kewenangan Presiden untuk menjelaskan. “Saya bisa keliru. Yang harus menjelaskan adalah pimpinan kepolisian, karena yang menahan adalah kepolisian sebagai penyidik,” jelas Presiden SBY dalam keterangan persnya di Kantor Presiden, Jumat (30/10) sore.

“Tapi kalau ada pertanyaan, saya juga tidak tahu. Yang menentukan apakah kedua beliau itu bersalah atau tidak salah adalah proses hukum yang sedang berjalan itu. Dengan memegang azas praduga tidak bersalah, kalau kedua beliau itu ternyata nantinya tidak dapat dibuktikan melanggar hukum, maka keduanya harus dibebaskan. Itu keadilan. Kalau dalam proses hukum ternyata dapat dibuktikan kedua beliau itu bersalah, ya tentu mendapat sangsi,” kata Presiden SBY kepada wartawan.

“Tahunya dari mana? Ya kita hormati proses hukum yang sedang berjalan ini. Dengan catatan, karena ini masih dalam penyidikan kepolisian dan andaikata nanti masuk ke penuntutan, kita tidak tahu, ya kejaksaan dan saya juga tidak tahu apakah berhenti di situ atau kedua beliau masuk pada proses pengadilan. Tetapi seruan saya sekarang ini kepada Kapolri dan Jaksa Agung, kalau misalkan berlanjut nantinya, ya kepada hakim dan para pembela, bertindaklah secara profesional, yang adil, yang objektif, yang transparan supaya rakyat bisa mengikuti prosesnya. Apa dakwaannya? Apa sangkaannya kalau sekarang tersangka? Dan semuanya mesti dipertanggungjawabkan, akuntabel. Itu yang mesti kita tegakkan di negeri ini demi keadilan bagi semua,” SBY menegaskan.

Kemudian ada lagi isu yang disebut-sebut dengan kriminalisasi KPK. Presiden SBY mengatakan, andaikata ada anggota atau pimpinan KPK melakukan kesalahan melanggar hukum, lembaganya tidak salah. “Sama kalau ada oknum polisi melanggar hukum, apakah lembaganya salah? Yang namanya kriminalisasi itu, tiba-tiba KPK dinyatakan bersalah, kemudian ada yang minta dibubarkan. Ini sudah keterlaluan, itu namanya kriminalisasi KPK. Tolong dicatat, kalau ada upaya-upaya di negeri ini yang berupaya membubarkan KPK, saya akan berdiri di depan untuk melawan upaya itu. Justru lima tahun ke depan pemberantasan korupsi harus lebih gigih. KPK mempunyai peran yang sangat penting, meskipun kepolisian, kejaksaan dan lembaga-lembaga lain juga tidak boleh dianggap tidak penting dan tidak berperan,” seru SBY.

“Saya sampaikan dengan bahasa terang, kalau ada yang mengkhawatirkan kepala negara atau negara tidak lagi meletakkan pemberantasan korupsi sebagai prioritas, pemberantasan korupsi tetap sebagai prioritas. Dari semuanya, saya mengajak kepada semua pihak untuk menghormati undang-undang, menghormati sistem, menghormati proses hukum di negeri ini, termasuk proses hukum yang menyangkut saudara Bibit Samad dan Chandra Hamzah, agar keadilan tegak dan tidak ada istilah tebang pilih. Saya juga mengajak, marilah kita semua penegak hukum maupun pihak-pihak lain untuk adil. Jangan karena kawan, saudara, satu kelompok, lantas kita membeda-bedakan satu kasus dengan kasus lainnya. Adillah kita kepada semua hal,” SBY menerangkan.

Jika ada yang keberatan dengan cara-cara kepolisian misalnya menangani kasus Pak Bibit dan Pak Chandra Hamzsah, atau barangkali dengan kasus yang lain, misalnya keberatan terhadap KPK dalam menangani kasus korupsi, gunakan aturan dan cara-cara yang telah ditetapkan undang undang kita, maupun aturan hukum yang lain. Ada caranya. Ada aturannya. Ada mekanismenya. Inilah cici-ciri tegakknya supremasi hukum di negeri tercinta ini, sehingga tidak dicampur adukkan antara emosi dengan rasio, politik dengan hukum. Saya mengajak, menyeru, karena saya juga ingin melakukan seperti itu,” kata SBY.

[+/-] Selengkapnya...

Sambutan Pembukaan Temu Nasional (National Summit) 2009

TRANSKRIPSI
SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PERESMIAN PEMBUKAAN TEMU NASIONAL TAHUN 2009
“NATIONAL SUMMIT 2009”
BIRAWA ASSEMBLY HALL, HOTEL BUMI KARSA BIDAKARA
29 OKTOBER 2009



Bismilahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia,
Yang saya cintai hadirin sekalian dan rakyat Indonesia dimanapun Saudara berada yang mengikuti acara ini melalui tayangan televisi yang saya cintai dan saya banggakan,

Pada kesempatan yang baik dan Insya Allah penuh berkah ini, saya mengajak Saudara semua untuk sekali lagi, memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, karena kepada kita semua masih diberikan kesempatan sejarah, masih diberikan kekuatan dan semoga juga kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa dan negara tercinta.

Kita juga bersyukur ke hadirat yang Maha Kuasa, karena hari ini Saudara-saudara berkenan memenuhi undangan panitia penyelenggaraan untuk mengikuti acara Temu Nasional yang akan berlangsung selama 2 hari, hari ini dan esok.

Saudara-saudara,
Saya amat senang, bersyukur bisa bertemu kembali dengan Saudara-saudara sekalian, dari yang hadir di ruangan ini, banyak yang sering bertemu dengan saya, memecahkan masalah yang dihadapi oleh bangsa ini bersama-sama di seluruh Indonesia, ada yang sekali-sekali bertemu, mungkin juga ada yang baru sekali ini berada dalam satu forum bersama saya. Yang jelas, Saudara mewakili rakyat Indonesia. Sebenarnya temu nasional seperti ini mesti dihadiri oleh seluruh rakyat Indonesia, tapi karena tidak memungkinkan secara teknis, Saudaralah yang kami undang untuk mewakili mereka semua. Tentu saja disamping yang ada dalam ruangan ini, masih banyak tokoh-tokoh yang kompeten yang sesungguhnya juga dapat mewakili rakyat kita untuk menyuarakan kepentingan mereka, untuk mencapai tujuan pembangunan, yaitu Indonesia yang lebih baik di masa depan, utamanya 5 tahun mendatang.

Saudara-saudara,
Lima tahun mendatang adalah periode kedua bagi saya untuk memimpin negeri ini, dengan didampingi oleh Saudara Boediono dan itu periode terakhir saya. Tentu saya sungguh ingin memiliki komitmen yang tinggi, dan saya memohon bantuan Saudara semua, kerjasama kita semua, agar 2014 lebih banyak lagi yang kita yang capai, yang kita hasilkan. Mengapa? Itu merupakan tanggung jawab moral saya selaku pemimpin, agar 2014 nanti pemimpin-pemimpin baru kita menerima keadaan negara yang lebih baik untuk 5 tahun berikutnya lagi mencapai hasil yang lebih baik lagi, demikian seterusnya, sehingga makin ke depan, negara kita makin maju, makin bermartabat dan makin sejahtera.

Saya yakin bahwa telah menanti pemimpin-pemimpin baru pada 2014 nanti, di ruangan ini saja saya kira cukup banyak yang Insya Allah pada saatnya nanti bisa melanjutkan kepemimpinan bangsa untuk mewujudkan cita-cita kita bersama.

Saudara-saudara,
Saya harus memulai sambutan dan direktif saya ini dengan yang sangat penting harus saya sampaikan, ucapan terima kasih dan penghargaan saya kepada kolega-kolega pimpinan dan anggota lembaga-lembaga negara. Yang kedua, para gubernur, para bupati, para walikota, sampai camat dan kepala desa yang saya tahu 5 tahun yang lalu dan tentunya ke depan telah dan akan bekerja sangat keras. Saya harus berempati pada Saudara, keadaannya sering sulit, tidak semudah yang dibayangkan, keadaan di daerah juga penuh dengan kendala, tetapi Saudara saya nilai telah menjalankan tugas dengan baik dan saya catat banyak sekali hasil dan capaian yang Saudara lakukan. Harapan saya, harapan rakyat Indonesia, 5 tahun mendatang lebih banyak lagi yang dapat Saudara lakukan,

Saya juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada dunia usaha, bukan hanya KADIN dan KADINDA, tapi semua unsur dunia usaha, yang dalam masa-masa sulit kemarin, ketika kita menghadapi krisis pangan tahun lalu krisis minyak 3 kali dalam 5 tahun dan krisis keuangan atau resesi perekonomian global dewasa ini, Saudara juga bekerja sangat keras bersama-sama dengan kami, pemerintah, termasuk pemerintah daerah untuk menjaga, agar perekonomian kita tidak runtuh. Semua telah dicatat oleh Yang Maha Kuasa, dan alhamdulillah meskipun perekonomian dunia buruk, sekarang memang sudah mulai ada tanda-tanda untuk pemulihan, tetapi ekonomi kita tidak collapse, sebagaimana yang terjadi 10, 11 tahun yang lalu. Semua yang Saudara lakukan menjadi bagian dari solusi.

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada lembaga-lembaga pendidikan, lembaga penelitian, lembaga kajian dan berbagai organisasi yang juga menjadi pilar penting dalam pembangunan bangsa yang juga tidak berhenti bekerja untuk membikin negeri kita ini lebih baik.

Saya juga berutang budi dan berterima kasih kepada para petani, para buruh, para guru, anggota TNI, POLRI dan semua cabang profesi di negeri ini di seluruh pelosok tanah air yang juga tanpa banyak mengeluh, tanpa gemar menyalahkan pihak lain, mereka juga bekerja dan bekerja. Untuk mereka semua, kita patut mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus.

Kita juga berterima kasih, saya pribadi berterima kasih kepada lembaga-lembaga swadaya masyarakat, NGO, LSM apapun, LSM lingkungan, corruption watch, pengentasan kemiskinan, hak azasi manusia, semua lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang juga terus mengontrol negaranya, mengontrol pemerintahnya, mendampingi pemerintahnya untuk menyelamatkan negeri ini dari hal-hal yang tidak benar, yang semuanya tentu juga untuk kepentingan rakyat kita.

Tidak kalah pentingnya, saya juga mengucapkan terima kasih kepada insan pers, media massa di seluruh Indonesia, pusat dan daerah. Mereka kadang-kadang kritis kepada mereka, mereka sering sinis kepada saya, kepada pemerintah, kepada gubernur, kepada menteri, tapi jasa mereka besar, agar negara kita ini terkelola dengan baik dan kemudian kehidupan demokrasi mekar dan suara rakyat sungguh didengar oleh siapa pun yang mengemban amanah dan tentu kepada seluruh rakyat Indonesia.

Sepuluh tahun bukan masa yang indah, karena kita mengalami krisis yang luar biasa, 1998-1999, goncangan demi goncangan terjadi, politik, keamanan, hukum dan sebagainya. Tetapi rakyat kita patut menjadi contoh, kita patut berguru, mereka tetap memiliki ketahanan yang tinggi, tidak pernah menyerah, dan mereka sesungguhnya menjadikan semangat kita, motivasi kita untuk berbuat lebih baik lagi.

Itulah ucapan terima kasih dan penghargaan saya yang sangat penting harus saya sampaikan kepada mereka semua, karena tanpa mereka tidak mungkin seindah apapun, sebaik apapun, kebijakan, strategi dan program kita, termasuk program para gubernur, bupati, dan walikota tanpa dukungan mereka, tanpa kontribusi mereka dan tanpa kebersamaan mereka semua.

Saudara-saudara,
Tanggal 20 Oktober yang lalu, sebagian besar Saudara juga hadir dalam acara Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia dengan agenda tunggal Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, saya dan Pak Boediono. Dalam pidato singkat saya, saya mengingatkan kepada kita semua, yang saya sebut dengan kunci sukses, agar pembangunan 5 tahun mendatang atau 10 tahun mendatang, atau masa yang lebih jauh ke depan itu betul-betul berhasil, ada 3 kunci sukses. Yang pertama adalah semangat pantang menyerah harus tetap kita miliki. Saya mengistilahkan, kita harus punya semangat bisa, semangat harus bisa, can do spirit. Kalau Tiongkok bisa, kita juga bisa, kalau India bisa, kita juga bisa. Kalau Malaysia, Singapura bisa, dikira kita tidak bisa, kita bisa.

Yang kedua, kunci suksesnya persatuan dan kebersamaan. Andaikata ada 100 SBY pun, 200, siapa yang saya beri contoh di sini? Pak Syamsul Arifin pun tanpa persatuan dan kebersamaan tidak mungkin berhasil. Istilah Pak Syamsul, ”Medan luar biasa, Sumatera Utara luar biasa,” istilah beliau. Tetapi kalau hanya gubernur saja, hanya wakil gubernur saja, bupati, walikota, sampai kapan pun Sumatera Utara tidak cepat berkembang dengan baik. Intinya kebersamaan dan persatuan.

Dan yang ketiga, saya ingatkan jati diri kita, ke-Indonesia-an kita. Jangan silau melihat bangsa lain. ”Wah kita ini payah, kita ini begini, begini saja.” Malah menjelek-jeleknya bangsa sendiri, ”Wah itu bangsa lain hebat, hebat, hebat.” Boleh memuji bangsa lain, tanpa harus menghina, menjelek-jelekan bangsa sendiri. Oleh karena itu, saya tidak suka kalau saya datang berkunjung ke luar negeri, ketemu dengan mahasiswa kita, tanya-jawab, dialog dengan saya, bicara seperempat jam, ulangi betul 15 menit, yang 14 menit itu menjelek-jelekan bangsa sendiri, itu ya saya tidak suka. Boleh kita belajar dari bangsa lain, boleh kita menimba pengalaman negara lain, keberhasilan dan kegagalannya tanpa harus merendahkan kita sendiri. Jadi saya harap forum ini untuk mengingatkan kita, punya way of life, kita punya nilai, kita punya budaya, kita punya sejarah yang panjang, kita dianggap dulu bangsa yang tidak akan berhasil, nyatanya masih tegak berdiri dan makin maju ke depan. Itu yang ingin saya ingatkan dari pidato saya kemarin pada saat pelantikan.

Tadi Ketua Panitia, Saudara Wisnu Wardhana menyampaikan tujuan atau hajat dari Temu Nasional ini, tidak perlu saya ulangi. Oleh karena itu, berbeda dengan sambutan atau direktif saya di waktu yang lalu, yang lebih rinci, lebih operasional, saya tidak memasuki wilayah itu. Nanti Wakil Presiden yang memimpin selama 2 hari ini, para Menteri Senior dan Menteri terkait akan menjelaskan apa saja yang menjadi agenda dari Temu Nasional. Dan insya Allah pada hari senin akan diserahkan kepada saya rekomendasi Temu Nasional ini, pikiran Saudara semua untuk memastikan program 100 hari kita, program 5 tahun kita itu lebih lengkap, lebih tepat, lebih sesuai dengan keadaan di daerah dan kemudian bisa mencapai hasil yang lebih baik.

Saudara-saudara,
Oleh karena itu, sambutan saya kali ini, saya beri judul, ini bukan judul lagi ini, "Siapa Bilang Indonesia Tidak Bisa”. Yah, ”Siapa Bilang Indonesia Tidak Bisa”. Mengapa? Kita ini sering dicemooh, kita suka diramal oleh banyak pihak hal-hal yang buruk, mungkin tetangga-tetangga kita, mungkin negara lain, mungkin organisasi di tingkat dunia, mungkin dalam tubuh kita sendiri, di negeri kita ini. Misalnya, ingat 10-11 tahun yang lalu, kita diramalkan bubar, collapse, terjadi balkanisasi, seperti di bekas negara Yugoslavia, pecah, menjadi negara-negara kecil, dianggap negara gagal, failed state, luar biasa. Tuhan Maha Besar, bangsa kita tidak seperti itu, mudah menyerah dan kita masih seperti ini.

Ada yang sinis, ketika mengatakan ingat, awal reformasi dulu, Indonesia ingin membangun demokrasi dan membangun sistem politik yang baik dicemooh, ”Ah, mana bisa”. Ketika kita bersepakat untuk memajukan hak-hak azasi manusia, lagi-lagi diejek mana mungkin. Alhamdulillah 5 tahun terakhir ini tidak terjadi kasus pelanggaran HAM berat, berarti kita bisa makin menghormati, makin meletakkan hak azasi manusia dalam tempatnya yang mulia di negeri ini.

Dulu ada gagasan, pemilihan presiden dan wakil presiden langsung, pemilihan gubernur dan wakil gubernur langsung, pemilihan bupati dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota diejek lagi, mimpi kali. Sekarang tidak ada yang hadir di ruangan ini yang tidak dipilih secara langsung oleh rakyat.

Aceh setelah 32 tahun terus terjadi konflik berdarah, kita bertekad Aceh selesai secara bermartabat dengan catatan NKRI tetap tegak, Sang Merah Putih tetap berkibar dan dianggap, ”Ah itu hanya wacana.” Bisa.

Berantas korupsi. Tak mungkin Indonesia itu berantas korupsi, pokoknya lautan korupsilah, dianggap hanya teori. Sekarang makin efektif, memang belum selesai, masih panjang, tapi tidakkah makin efektif. Dan bagi saya yang paling penting mencegah korupsi, jangan menjebak seseorang kurang upaya untuk mencegah akhirnya korupsi terjadi, negara rugi, belum tentu yang sudah dikorupsi bisa kembali, kemudian proses hukumnya panjang. Maka pemberantasan korupsi ke depan harus lebih mengutamakan pencegahan korupsi.

Yang terakhir, mulai tahun lalu dunia terguncang, krisis terbesar sejak yang disebut dengan the great depression, lagi-lagi Indonesia diramalkan, kapok Indonesia, mesti hancur lagi. Dan ketika kita bersepakat tahun lalu. Masih ingat? Bulan Ramadhan tahun 2008, kita bekerja siang dan malam dengan bertujuan, mari kita kurangi dampak dari krisis perekonomian global. Kita lagi-lagi diejek, ”Ah itu hanya isapan jempol.”

Saudara-saudara,
Saya kira saatnya kita sungguh mempertahankan harga diri kita, kehormatan kita, jangan diam saja kalau kita diejek. Tetapi caranya tidak usah ngamuk, cabuk, ya mari kita buktikan bahwa Indonesia tidak seperti itu, dianggap serba tidak bisa, tidak mungkin, wacana, teori, mari kita buktikan. Saya punya keyakinan kita bisa. Bahkan yang sering mengejek, sekarang-sekarang ini juga repot. Oleh karena itu, hentikanlah pikiran-pikiran yang negatif, suka mengejek, suka mencerca, suka menyalahkan, marilah kita bangun jiwa, evolusi jiwa yang terang, berpikir positif, yang optimis dan sebagainya.

Saudara-saudara,
Saya ingin bercerita sedikit sebelum saya lanjutkan. Pada akhir September yang lalu, saya menghadiri pertemuan G-20, tempatnya di sini, di Pittsburgh. Saudara tahu bahwa G-20 ini dianggap forum yang paling representatif sekarang ini. G-7, G-8 tidak lagi dianggap bisa mewakili masyarakat global. Dewan Keamanan PBB pun sudah mulai dikritik, apa iya sungguh mewakili masyarakat dunia. Mengapa yang punya pemegang hak veto hanya 5 negara, Inggris, Amerika, Perancis, Rusia dan Tiongkok? Perang Dunia II ketika baru selesai barangkali cocok, sekarang tidak cocok. Oleh karena itu, G-20 menjadi sangat-sangat penting. Indonesia adalah salah satu anggota tetap G-20.

Ada salah pengertian beberapa teman ASEAN tentang keberadaan Indonesia di G-20, barangkali selama ini Indonesia dianggap gagal, kurang ini, kurang itu, kok tiba-tiba masuk G-20. Tapi saya katakan, rumah Indonesia tetap ASEAN. Tapi tidak elok kalau kita dilarang untuk hadir juga dalam G-20. Dan dalam statement saya di Pittsburgh bulan lalu, secara eksplisit saya menyampaikan agar setiap pertemuan puncak G-20, G-20 Summit, itu chairman dari ASEAN dihadirkan, tentu didampingi Sekjen ASEAN disamping Indonesia sebagai anggota tetap. Indonesia tidak mungkin egois, Indonesia juga tidak bermaksud ingin mewakili ASEAN, ada aturannya, ada Ketua ASEAN yang tiap tahun itu berganti-ganti.

Yang ingin saya sampaikan adalah di G-20 Summit kemarin, ada 2, banyak yang kita bicarakan, tapi 2 hal yang ini berkait terhadap pembangunan kita ke depan. Yang pertama, koreksi besar telah dilakukan, ekonomi dunia yang tidak seimbang, tidak balance, misalnya Tiongkok dan Asia Timur memproduksi barang besar-besaran dijual ke Amerika, begitu. Ekonomi Asia Timur lebih banyak export oriented economy, barangnya, produknya dijual ke Amerika. Ketika ekonomi Amerika runtuh, ada masalah, maka runtuh pula, terganggu pula, rusak pula arus perdagangan dunia, menimbulkan pertumbuhan negatif di banyak negara di dunia, karena ekonomi dunia saling berkait-mengait. Makanya konsep pertumbuhan ekonomi ke depan mesti ditata kembali, antara lain kalau ada istilah supply, demand, maka negara-negara dalam membangun pertumbuhan ekonominya tolong dilihat seberapa besar demand, permintaan pasar di seluruh dunia dan harus diutamakan.

Indonesia misalnya, kita selamat, karena ekspor kita tidak sangat tinggi. Justru ke depan kita harus membikin demand, permintaan di dalam negeri terus berkembang, daerah-daerah. Dengan demikian, kalau masing-masing negara yang diproduksi itu pertama-tama berorientasi pada keperluan di dalam negerinya, pasar domestiknya, maka tidak perlu terjadi situasi tahun-tahun terakhir sebelum krisis yang dahsyat tahun lalu. Ini juga menjadi koreksi. Belum keseimbangan dalam arti yang lain, minyak, pangan, aliran modal, investasi dan sebagainya. Pendek kata, harus ada pengurangan global imbalances. Ini oleh-oleh dari Pittsburgh.

Yang kedua, minggu lalu, saya hadir dalam pertemuan puncak ASEAN, itu pertemuan puncak ASEAN dan pertemuan puncak Asia Timur, disamping dihadiri 10 negara ASEAN, juga ada negara, ada 6 negara yang lain, Jepang, Korea, Tiongkok, Australia, Selandia Baru dan India. Apa yang dibahas kemarin? Kita sudah punya yang disebut ASEAN Charter, Piagam ASEAN. Piagam ASEAN menuju tahun 2015, ASEAN ini, 10 negara ASEAN ini harus membangun yang disebut dengan masyarakat ekonomi, masyarakat politik dan keamanan dan masyarakat sosial budaya. Hampir pasti terjadi interaksi, integrasi perekonomian, investasi dan perdagangan. Ingat 2015. Oleh karena itu, kalau kita tidak siap, kita tidak bangun negeri kita dulu, bisa-bisa tidak dapat apa-apa, tapi itu Piagam ASEAN yang telah disepakati, yang telah dibangun, dirintis, dikembangkan puluhan tahun lamanya sejak ASEAN berdiri.

Yang kedua adalah pertemuan Hua Hin kemarin juga dibahas yang disebut keterhubungan, connectivity, antara Indonesia dengan Malaysia, Indonesia dengan Filipina, Indonesia dengan Brunai, Indonesia dengan Singapura dan sebagainya. Connectivity yang dimaksud antara lain transportasi, saling keterhubungan antara negara ASEAN melalui transportasi laut, transportasi udara, transportasi darat, juga connectivity, keterhubungan dari segi information and communication technology. Bicara itu, kalau kita belum siap dulu connectivity di antara pulau-pulau kita, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi. Baik, kalau antara Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua semua, itu masih seperti sekarang ini, belum terhubung penuh, ya connectivity nanti hanya menguntungkan negara-negara tertentu. Saya tidak ingin seperti itu, mesti kita juga bangun connectivity di dalam negeri sendiri.

Kemudian dibahas di Hua Hin kemarin, yang disebut dengan new architecture, seperti apa sih masyarakat Asia nanti, Asia Timur nanti, peran Jepang, peran Tiongkok, peran India, peran ASEAN, peran Indonesia, yang kira-kira yang akan lebih interaktif, lebih terhubung satu sama lain. Lagi-lagi kalau kita belum siap, jangan berharap kita menjadi winner. Bisa-bisa kita menjadi loser, yang kalah, bukan yang menang.

Melengkapi cerita saya, di Hua Hin juga saya bertemu dengan 3 Gubernur, yaitu Gubernur Kalbar, Pak Cornalis, Gubernur Kaltim, Pak Awang Faroek, Gubernur Sulsel, Pak Syahrul Yasin Limpo. Beliau kita hadirkan dalam rangka pertemuan BIMP-EAGA. Saya ingin nanti pertemuan sub kawasan, misalkan IMT-GT (Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle), pertemuan Sijori (Singapura, Johor, Riau), pertemuan BIMP-EAGA (Brunai, Indonesia, Malaysia, Philippines East Asia Growth Area), para gubernur secara berganti-ganti dihadirkan. Mengapa? Kerjasama itu konkret. Misalkan di antara Brunai, Malaysia, Filipina dengan provinsi-provinsi di bagian Timur, IMT-GT juga di sini. Kita ngobrol dengan beliau bertiga, saya dengarkan, beliau bertiga cerita pada saya tentang keadaan di daerah yang masih banyak kendalanya, listrik misalnya. Semua gayung bersambut cerita listrik, tumpang tindih atau tata ruang yang masih, masih mengganjal semua investasi. Undang-undang, peraturan yang katanya masih bertabrakan, kemudian infrastruktur yang memang belum lengkap benar, pemodal atau investor yang juga kadang-kadang enggak jadi, mau datang enggak jadi dan sebagainya. Saya dengarkan.

Saya ingin ceritakan semua itu, ceritakan semua itu. Semua sudah bicara tatanan ekonomi dunia, bicara Asia Timur Raya. Kalau di dalam negeri kita masih belum siap, kita tidak happy. Oleh karena itu sekali lagi, mari 5 tahun kita berbuat sebaik mungkin, sebanyak mungkin, sedikit mungkin untuk mengubah keadaan. Tentu belum selesai, dilanjutkan 5 tahun berikutnya, 5 tahun berikutnya lagi, sehingga kalau dunia tumbuh, Asia Timur tumbuh, Indonesia juga tumbuh. Tumbuhnya barangkali lebih baik, karena potensi Indonesia masih banyak yang belum digunakan secara penuh, kita masih punya opportunity, peluang. Kita masih punya hope, harapan, karena kalau yang lain sudah berkembang lebih dulu dibandingkan lebih dulu dibandingkan kita, kita justru belum. Jadi mestinya peluangnya lebih besar lagi.

Saudara-saudara,
Dari cerita itu, mari sejenak kita lihat potret negeri kita 5 tahun berselang. Saya tidak ingin menjelaskan satu per satu, semua merasakan. Kalau ada yang bilang, “Ah, Indonesia 5 tahun enggak ada yang dihasilkan.” Ya tidak jujur, mosok tidak ada yang dihasilkan oleh para gubernur, bupati, walikota. Mesti ada. Tapi kalau dikatakan semuanya serba baik, ya bohong. Masih banyak yang belum baik, masih banyak pekerjaan rumah. Oleh karena itu, fair-fair saja, objektif saja, politik dan demokrasi, politik makin stabil, bandingkan dulu 10, 9, 8, 7, 6 tahun yang lalu. Demokrasi makin mekar, tapi belum rampung, harus betul-betul lebih bagus lagi. Keamanan dan ketertiban di seluruh Indonesia tentu lebih baik, tapi mesti kita jaga setiap saat bisa terganggu lagi. Lantas hukum dan HAM makin kita tegakkan, tapi belum rampung, masih banyak masalah-masalah di bidang hukum. Lantas ekonomi, alhamdulillah tumbuh, fundamentalnya makin kuat, stabilitas makronya makin oke, tapi belum cukup, mesti kita tingkatkan lagi. Kesejahteraan rakyat, banyak sekali ambillah pendidikan dan kesehatan banyak yang kita lakukan, tapi masih banyak pula pekerjaan rumah kita. Kerjasama internasional, makin berperan kita.

Tadi malam saya dapat telepon dari Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown meminta Indonesia berperan betul dalam Konferensi Kopenhagen supaya tidak gagal. Siangnya Sekjen PBB melalui Menlu kita, Saudara Marty Natalegawa, menyampaikan harapan kepada Indonesia untuk disampaikan kepada saya, tolong Indonesia juga berperan di kawasan dan juga berperan dalam climate change. Kemarin saya ketemu teman-teman di Hua Hin, mereka juga ingin Indonesia terus masuk orbit, terus berperan, berperan yang lebih baik lagi.

Kerjasama internasional makin berkembang, tetapi masih harus terus kita lakukan, agar dalam era globalisasi kita tidak tertinggal, kita tidak dijadikan objek saja, tapi kita menjadi pelaku aktif, supaya kita juga dapat banyak dari globalisasi ini. Ya supply-nya Saudaranya sudah merasakan sendiri, bisa mengevaluasi sendiri, bisa menyimpulkan sendiri potret kita 5 tahun terakhir ini.

Saudara-saudara,
Kalau sudah tahu apa yang kita capai dan apa yang belum kita capai 5 tahun yang lalu, maka apa tugas kita? Misi kita adalah, nanti akan diuraikan dalam summit ini apa saja ekonomi A, B, C, D, E, F. Kesejahteraan rakyat apa saja, hukum dan keamanan juga apa saja. Tetapi kalau saya gampangnya begini saja, yang baik-baik ya kita lanjutkan, yang klop, yang cocok. Kebijakan Saudara para gubernur, bupati, walikota, yang rakyat senang, yang membawa kemajuan, enggak usah diubah-ubah, lanjutkan. Yang belum baik, yang ternyata keliru, yang ternyata, wah ini kok malah menimbulkan masalah baru, ya perbaiki, benahi, ubah, tidak dilarang mengubah, memperbaiki.

Nah yang ketiga, tidak cukup hanya yang satu dan dua, tapi tolong 5 tahun mendatang kondisi kita makin baik, mari kita bikin target atau sasaran yang lebih tinggi lagi. Harus begitu. Kalau sasarannya hanya biasa-biasa ya semua bisa, tapi kalau lebih tinggi, nah kita diuji oleh sejarah apakah kita bisa mencapainya.

Biasanya ada strategi, strateginya itu suka muluk-muluk itu, tapi kalau saya gampangnya begini sajalah stategi itu. Kita punya potensi, kita punya sumber daya, ada sumber daya alam, ada hasil pembangunan, ada sumber daya manusia, ada letak geografi Saudara, macam-macam di seluruh Indonesia, ada pertaniannya, ada pertambangannya, ada perdagangannya. Mari kita kerahkan, kita mobilisasikan dan kita satukan semuanya, agar betul-betul menjadi capital, menjadi modal untuk mencapai sasaran 5 tahun mendatang. Jangan ada yang dilewatkan, jangan ada yang ditinggalkan, jangan ada yang disia-siakan.

Nah yang kedua, ya kita punya pengalaman 5 tahun, terutama saya, para gubernur mesti ada yang lebih, ada yang kurang, para menteri ada yang sudah 5 tahun, ada yang baru, saudara-saudara yang lain juga begitu. Mari kita berpikir lebih baik lagi, lebih cerdas lagi. Dan mari kita berikhtiar, mari kita bekerja lebih keras lagi, lebih gigih lagi.

Ini penyakit, saya mengenali, I am identifyng, banyak capaian yang meleset, para gubernur juga merasakan. Karena ada kemacetan, bottlenecking, ijin pabalieut, tanah tumpang tindih, tata ruang tidak beres, Departemen Kehutanan tabrakan sama Lingkungan Hidup, tabrakan sama Energi Sumber Daya Mineral, tabrakan sama Pertanian dan lain-lain. Kemudian undang-undangnya ada yang enggak klop, banyak sekali, listrik kagak ada, mau ijin ke PLN sulit sekali dan sebagainya. Maka 5 tahun, kita harus melaksankaan debottlenecking. Ada bottleneck, sumbatan, supaya kita hilangkan sumbatan dan nanti akan ada alat saya yang memantau 24 jam, unit kerja Presiden, mana yang enggak kunjung bisa dipecahkan, undang-undangnyakah, peraturannyakah atau orangnya. Kalau undang-undangnya, kita tata, peraturannya kita perbaiki, kalau orangnya ya lebih baik minggir, karena enggak akan bergerak-bergerak, kasihan.

Ini saya kalau ke daerah, ”Pak, ini ada nikel, ada emas, ada ini, tapi enggak bisa diapa-apakan, Pak.” ”Kenapa?” ”Lah ini, Pak.” Nanti 6 bulan lagi saya ke situ, itu lagi yang disampaikan oleh para gubernur. Gubernurnya juga jengkel, gimana ini. Okelah kita share saja ya. Saya sudah bilang berkali-kali, kalau saya jalan ini, sebelah sini adalah para menteri pembangunan sektoral, di sebelah sini adalah para gubernur pembangunan regional. Enggak mungkin kalau satu pincang, mesti dua-duanya bersinergi, seia sekata.

Setelah debottlenecking, ya kita percepatlah. Saya itu tidak suka 6 bulan masalah itu enggak kemana-mana, enggak bergerak. Bayangkan berapa banyak ruginya. Kemudian sasarannya hanya sekedar... ya yang penting lebih baik, Pak. Kok lebih baik, ya harus jauh lebih baik. Enough is not good enough, enggak cukup, enggak cukup. Strateginya itu saja sebetulnya. Ingat saja itu mesti ketemu nanti.

Nah kalau semua kita jalankan Saudara-saudara, insya Allah saya yakin ya, kalau semua itu, kita jalankan maka pertumbuhan ekonomi kita akan meningkat. Pertumbuhan ekonomi mesti naiklah. Kemiskinan mesti turun lagi. Pengangguran mesti turun lagi. Pendidikan lebih baik lagi. Kesehatan lebih baik lagi. Pangan lebih baik lagi. Energi demikian juga. Korupsi makin kita cegah. Pembangunan daerah makin meningkat. Resepnya hanya itu.

Saudara-saudara,
Saya ingin memberi contoh caranya bagaimana. Sasaran 2014 antara lain pertumbuhan ekonomi 7% atau lebih or more. Yang kedua, pengangguran bisa kita turunkan sekarang 8,1%, kita mentargetkan, kita merencanakan, kita berikhtiar untuk bisa turun menjadi 5-6%. Kemiskinan, sekarang angkanya berapa 12 berapa? Berapa sekarang kemiskinan? 14, kita mentargetkan, bekerja keras untuk menuju ke 8% sampai 10 %.

Dari ini saja, ini tidak datang dari langit, antara lain ekonomi harus bergerak. Agar ekonomi bergerak perlu modal, perlu investasi. Darimana investasinya? Ya kita utamakan dalam negeri sendiri, bisa pemerintah melalui pembelanjaan pemerintah, belanja modal, government spending, government expenditure, tapi tidak banyak. Rp 1.000 triliun APBN kita, paling-paling 10-15% saja yang itu komponen belanja modal. Padahal untuk mencapai 7%, rata-rata selama 5 tahun kita perlu investasi Rp 2.100-an triliun. Darimana? Ya non pemerintah. Non pemerintah siapa? Ya swasta. Swasta mana? Swasta dalam negeri, tapi kira enggak cukup, baru kita ber-partner dengan sahabat-sahabat kita dari negara lain.

Tapi mari kita dorong dulu para investor dalam negeri. Kalau ini terjadi mencapai Rp 2.000-an triliun per tahun selama 5 tahun, maka ini akan tercapai dengan policy yang baik, pengangguran akan bisa dikurangi, demikian juga kemiskinan. Investasi ini bagaimana, apa sebegitu mudah Saudara menanamkan modalnya? Ini para pengusaha di sini semua, sahabat-sahabat kita dari Timur Tengah misalnya, apa begitu saja mau menanamkan modalnya. Sahabat-sahabat kita dari Tiongkok, darimana pun. Ya lihat Indonesia, apakah politiknya stabil, atau geger terus, gaduh terus, apakah keamanannya masih gonjang-ganjing, bolak-balik ada teror atau makin susut, makin susut, makin hilang. Infrastruktur, apa listrik masih begini terus. Pupuk masih menjadi masalah. Jalan, pelabuhan, bandara dan sebagainya. Kepastian hukum, apakah hukum menjadi panglima dan bukan politik. Kebijakan ekonomi, kebijakan pajaknya, kebijakan bea cukainya, insentifnya, yang lain-lain apakah cocok, peraturan daerah, apa justru malah menghambat atau welcome sepanjang untuk rakyat kami, begitu suara gubernur. Perijinan, apakah harus lewat adiknya, kakaknya, saudaranya malam hari rembukannya, atau terang-benderang. Ini semua menentukan apakah investasi 5 tahun mendatang betul-betul tumbuh dengan baik. Enggak usah teori-teorian, mereka akan investasi, manakala ini makin baik, investasi terjadi, dapet kita. Itu kalau saya ditanya caranya bagaimana tadi.

Baik, saya kembali lagi masalah cita-cita ASEAN dan ini. Ya judulnya tadikan pertumbuhan. Saya ingin tentunya dengan penataan yang baik 5 tahun ini, masing-masing provinsi tumbuh. Saudara yang menetapkan pertumbuhan berapa persen, Saudara sendiri yang tahu. Perdagangan dalam negeri makin hidup. Ada gagasan misalkan dulu Gubernur Riau, bicara sama saya, Malaysia juga punya gagasan mau menyambungkan Dumai dengan Malaka. Saya katakan nanti pada saatnya kita lakukan, setelah kita menyambung-nyambungkan dulu Sumatera dengan Jawa, kemudian angkutan laut makin banyak, pesawat terbang itu enggak bisa ngangkut komoditas logistik itu, terbatas sekali. Jadi masa depan Indonesia harus armada laut yang lebih banyak lagi, disamping jalan-jalan di sini, jalan kereta api, ataupun jalan darat biasa, pelabuhan dermaga.

Pendek kata, inter-state trade, perdagangan dalam negeri antar pulau 5 tahun mendatang harus kita tingkatkan. Belum cukup, mesti baru berapa nanti, 5 tahun berikutnya lagi, 5 tahun berikutnya lagi. Dengan demikian, sekali lagi, ekonomi kita, ekonomi domestik menjadi lebih kuat lagi, sebelum kita mengintergrasikan dengan dunia.

Nah yang ketiga connectivity tadi, transportasi. Singapur sudah siap, Malaysia sudah siap. Malaysia mungkin punya ide untuk downstream kelapa sawit di wilayahnya. Tidak keliru cara berpikir mereka, karena ingin ada connectivity di ASEAN. Yang keliru kalau kita tidak memikirkan connectivity di dalam negeri sendiri. Mari planning kita, BAPPENAS kita, BAPPEDA, dunia usaha, perguruan tinggi, civil society, mari bekerja untuk itu. Kita bikin lebih hidup, lebih tumbuh, lebih dinamis kita punya perekonomian domestik. (Jumlah penduduk) 230 juta, ini luasnya 8 juta km2. Ini potensi, ini peluang. Jadi kalau kita berkutat apa yang ada sekarang ini, tidak datang itu peluang.

Saudara-saudara,
Saya ingin mengingatkan, agak panjang saya bicara, tapi hampir selesai. Saudara pernah kenal yang disebut dengan triple track strategy, ini tetap berlaku. Mengapa? Saya tidak ingin Indonesia sekedar tumbuh. Kalau yang kita kejar hanya yang penting 7%, Pak, siapa tahu 8%, siapa tahu 9%, mungkin bisa dengan segala cara. Tapi apa artinya pertumbuhan itu, kalau menimbulkan kesenjangan yang lebih tinggi. Kalau yang tumbuh itu-itu saja, yang lain tidak tumbuh, yang menikmati itu-itu saja, rakyat yang lain gigit jari. Oleh karena itu, pilihan kita, strategi kita ya tumbuh perekonomian, tapi jangan sampai lapangan kerja tidak tercipta, jangan sampai kemiskinan tidak dapat kita turun kan secara lebih signifikan. Mari kita pegang Saudara-saudara, bahwa yang kita pilih, ya tumbuh, tapi juga yang nganggur-nganggur berkurang, dapat kerjaan, kemudian dengan dapat kerjaan, pendapatannya naik, kemiskinan berkurang.

Saya ingin menyampaikan rahasia, untuk mencapai ketiga sasaran tadi sekaligus, pertumbuhan, lapangan kerja, pengurangan kemiskinan. Yang pertama, pemberdayaan. Saudara-saudara, sekarang ada program pro rakyat, banyak sekali, nilainya juga tinggi, lebih dari Rp 70 triliun per tahun. Tapi ingat itu sifatnya sementara. Program prorakyat bantuan langsung semacam subsidi, itu hanya membantu mereka-mereka yang sangat memerlukan, yang benar-benar belum berdaya. Nantinya makin berdaya dia, maka tidak kita kasih ikannya lagi, kita kasih kailnya, bahkan kita kasih perahunya. Oleh karena itu, 5 tahun mendatang tolong disukseskan, di sini banyak sekali pimpinan bank yang berjasa. Kemarin misalkan BRI, Mandiri, BNI, Bukopin, Bank Syariah Mandiri, BTN yang mengalirkan Kredit Usaha Rakyat. Saya dengar bank-bank swasta juga siap untuk masuk ke scheme itu. Kita rencanakan, sekali lagi kita rencanakan tiap tahun itu ada Rp 20 triliun yang kita alirkan untuk Kredit Usaha Rakyat dengan government guarantee, sehingga disisihkan Rp 2 triliun dari APBN, sehingga 5 tahun akan ketemu Rp 100 triliun untuk membantu permodalan dengan scheme Kredit Usaha Rakyat, yaitu usaha mikro dan usaha kecil. Kalau usaha menengah ke atas, gunakan scheme yang biasa. Usaha mikro, usaha kecil. Kalau itu kita aliri dana, modal pinjaman itu, maka bisa dibayangkan rakyat kita akan bisa mencari apa namanya keberdayaannya sendiri, berusaha kecil-kecilan dapat pendapatan yang lebih baik dan akhirnya tidak nganggur, kemiskinan berkurang.

Nah ini memerlukan pasangan, yaitu kewirausahaan, entrepreneurship. Tadi malam saya dapat surat dari Pak Jacob Oetama dan Pak Ciputra. Ada beliau di sini? Tidak hadir saya kira. Beliau berdua menyarankan kepada saya, yang mesti digalakkan di Indonesia ini jiwa kewirausahaan, entrepreneurship. Saya setuju seratus persen. Mengapa? Meskipun kita alirkan Rp 100 triliun 5 tahun untuk usaha mikro dan usaha kecil, tapi kalau ini tidak tumbuh, orang tidak kreatif, untuk menciptakan lapangan pekerjaan, apakah dagang bakso, apakah bikin kerajinan tangan, apakah ngembangkan batik kecil-kecilan, apakah makanan olahan, dendeng lele dan sebagainya. Kalau tidak punya entrepreneurship, ini juga tidak akan bergerak terlalu jauh.

Saya mengkritik metodologi pendidikan kita. Ya kalau salah, salah kita semua. Saya ingatkan Menteri Pendidikan Nasional, Pak Nuh. Mana Pak Nuh? Ya. Coba sejak TK, SD, SMP, SMA, itu metodologinya jangan guru aktif, siswa pasif, sekedar mengejar nanti ujian, raport, kertas. Kalau itu yang dipilih sebagai metodologi belajar-mengajar, maka anak-anak kita selama 12 tahun bersekolah tidak berkembang itu jiwa inovasinya, kreativitasnya, kewirausahaannya. Tolong bikin seaktif mungkin, banyak studi kasus dengan cara-cara yang klop, sesuai dengan tingkatan kalau TK, SD sederhana sekali, SMP mulai ningkat, SMA mulai meningkat. Didorong mereka, maka yang akan terjadi adalah bukan job seekers semata-mata, pencari lapangan pekerjaan, tapi pencipta lapangan pekerjaan, job creators. Ini sepertinya gampang-gampang saja, tapi memerlukan reformasi di bidang pendidikan nasional, reformasi bagi metodologi. Para dosen, para guru diajak semua untuk mengubah metodologi yang lebih mengembangkan entrepreneurship, mengembangkan jiwa inovasi, mengembangkan kreativitas.

Indonesia dinilai masih sedikit, Amerika 15% dari penduduknya, Singapura 7% dari penduduknya, Indonesia kurang dari 1% yang dikategorikan sebagai entrepreneurs. Mari kita tingkatkan habis-habisan ke depan, supaya klop tadi dengan titik yang pertama.

Nah yang ketiga, 5 tahun mendatang, bahkan kita punya konsep 10 tahun mendatang akan kita bangun, ya boleh program, boleh campaign tentang inovasi teknologi secara nasional. Banyak ketertinggalan kita karena pengusaan teknologi sampai tingkat bawah, bagaimana pangan kita makin produktif dan dengan produktivitas yang tinggi, energi kita, transportasi kita, dunia kesehatan kita, apalagi, semua yang memerlukan inovasi teknologi. Ini akan kita dorong dengan program yang nyata. Dengan demikian, kalau ini terjadi, maka hampir pasti upaya besar kita untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian, menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi kemiskinan akan berjalan lebih efektif lagi.

Saudara-saudara,
Tidak ada jalan yang lunak untuk mencapai tujuan yang mulia, berkali-kali saya katakan, enggak ada. Kalau kita kerjanya ya begini-begini saja, hasilnya juga begitu-begitu saja. Oleh karena itu, tidak berkelebihan kalau saya ingatkan ada 5 kunci sukses, tidak perlu saya jelaskan, pasti sudah mengerti maksudnya. Stabilitas politik, kerukunan sosial jangan gaduh terus di antara komponen masyarakat. Manajemen, manajemen semua, bukan hanya Presiden, semua, sampai ke tingkat yang paling bawah, sampai tingkat camat pun masih diperlukan manajemen itu. Kepemimpinan sampai kepala desa masih diperlukan kepemimpinan. Kemitraan. Pemerintah tidak mungkin sendiri, dunia usaha juga tidak bisa jalan sendiri, demikian juga komponen yang lain, mesti bersinergi, mesti kita bangun sinkronisasi yang sebaik-baiknya.

Dan akhirnya menutup sambutan dan direktif saya ini, tidak berkelebihan kiranya kalau saya harus mengatakan tidak usah melihat ke belakang, mari kita melihat ke depan, karena saya yakin bahwa sekaranglah saat kita benar-benar besatu, bangkit dan maju. Ketika kita jatuh dalam krisis 10 tahun yang lalu, siapa yang menolong kita? Ya kita sendiri. Ada kerjasama negara lain, ada bantuan, tapi tidak bisa mengubah keadaan not much. Kita sendiri. Siapa yang bikin Indonesia maju? Ada ASEAN, ada APEC, ada G-20, tetapi tidak bisa membikin Indonesia maju, kecuali kita sendiri. Dan di tengah-tengah kita masih muncul kalau kita ikuti dan itu ndak apa-apa di demokrasi begitu, indah demokrasi kita, tapi jangan hiraukan mereka yang begitu pesimisnya, skeptisnya, mengejek, ah apalagi itu, apalagi, paling-paling gitu, senyum saja, hormati mereka, karena memiliki hak untuk bicara dalam demokrasi. Tetapi selebihnya bulatkan tekad kita untuk mencapai hasil yang lebih baik. Saya tidak mungkin mengemban tugas sendiri, demi masa depan kita 5 tahun mendatang nantinya, saya memohon bantuan, kerjasama, kemitraan kita untuk membangun negeri kita yang lebih baik lagi di masa mendatang.

Dengan pesan, harapan dan ajakan itu Saudara-saudara, maka dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah SWT dan dengan mengucapkan "Bismillahirrahmanirrahim", Temu Nasional Tahun 2009 dengan resmi saya nyatakan dibuka.

Sekian.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


*****



Biro Pers dan Media
Rumah Tangga Kepresidenan

[+/-] Selengkapnya...

Selasa, 27 Oktober 2009

Sambutan Pelantikan Menteri KIB II

TRANSKRIPSI
SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PELANTIKAN MENTERI KABINET INDONESIA BERSATU II
ISTANA NEGARA, 22 OKTOBER 2009




Bismilahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,

Hari ini dengan ridho Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, kita bersama-sama menghadiri Pelantikan Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu. Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih atas kehadiran para Tamu Undangan, Saudara Wakil Presiden RI beserta Ibu, para Pimpinan Lembaga-lembaga Negara, dan Hadirin sekalian.

Atas nama negara, pemerintah dan rakyat Indonesia, saya mengucapkan selamat kepada Saudara-saudara yang baru saja dilantik menjadi Menteri dan para Pejabat Negara di lingkungan Kabinet Indonesia Bersatu II. Pertanggungjawabkan kepercayaan dan kehormatan yang telah saya berikan kepada Saudara-saudara. Abdikan semua pikiran, waktu, dan tenaga Saudara untuk kepentingan rakyat yang kita cintai.

Saudara-saudara adalah putra-putri bangsa terpilih, yang setelah melalui uji dan seleksi yang kredibel dan yang akuntable, saya nilai cakap dan layak untuk mengemban tugas sebagai Anggota Kabinet Indonesia Bersatu II. Tunjukkan dan buktikan semuanya itu dalam medan tugas.

Saudara-saudara telah menandatangani pakta integritas atau kode etik yang akan Saudara jalankan sebagai menteri dan pejabat utama pemerintahan. Saudara juga sudah menandatangani kontrak kinerja, sasaran, capaian apa yang hendak Saudara wujudkan 5 tahun mendatang. Saya harapkan jalankan apa yang telah Saudara-saudara tanda tangani, baik dalam pakta integritas maupun dalam kontrak kinerja, setiap tahun saya akan melakukan evaluasi.

Tugas 5 tahun mendatang sangatlah tidak ringan, baik karena gejolak dunia maupun persoalan di dalam negeri yang sering kompleks dan rumit. Oleh karena itu, siapkan mental, pikiran, dan fisik Saudara-saudara untuk berpikir cerdas dan bekerja keras yang sekali lagi, semuanya diabdikan untuk kepentingan rakyat Indonesia. Memang tidak mungkin kita bisa mengubah dan mencapai semua hal dalam waktu 5 tahun mendatang, tetapi rakyat akan tahu, apakah Saudara, apakah kita sungguh berikhtiar dan bekerja keras.

Menghadapi tantangan, tugas yang kompleks, yang tidak ringan Saudara-saudara, menghadapi kritik, bahkan barangkali kecaman dari sebagian masyarakat kita terhadap Saudara, kita di jajaran Kabinet Indonesia Bersatu, saya berharap Saudara tetap sabar, tegar dan teruslah berikhtiar.

Sebagaimana yang saya sampaikan tadi malam, ketika saya mengumumkan susunan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, hampir pasti di kalangan masyarakat luas, ada yang puas dan ada yang tidak puas, ada yang pro dan ada yang kontra, ada pula yang menyangsikan apakah Saudara-saudara bisa menjalankan tugas dengan baik. Itulah indahnya demokrasi, itulah wujud dari kebebasan yang makin mekar di negeri tercinta ini. Terhadap itu semua, saya mengajak tidak perlu harus dilawan dengan kata-kata, tetapi jawablah dengan kerja nyata.

Terakhir, mulai hari ini, Saudara-saudara berada dalam jajaran kabinet, dalam jajaran pemerintahan. Darimana pun Saudara berasal, termasuk dari partai politik-partai politik manapun Saudara berasal, saya berharap letakkanlah kepentingan pemerintah, bangsa dan negara di atas kepentingan partai politik, kelompok maupun golongan, jangan dibalik, jangan dibalik. Rakyat secara cerdas akan mengawasi terhadap komitmen ini.

Saya ingin mengingatkan pula, bahwa kita menganut sistem kabinet presidensial. Presiden adalah nakhoda, loyalitas dan garis pertanggungjawaban Saudara adalah ke Presiden bukan ke pimpinan-pimpinan partai politik dalam hubungan tugas pemerintahan. Saya berharap camkan benar, mari kita jalankan bersama.

Akhirnya sekali lagi, saya ucapkan selamat, selamat bekerja dan selamat bertugas. Tuhan beserta kita.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


*****



Biro Pers dan Media
Rumah Tangga Kepresidenan

[+/-] Selengkapnya...

Pengantar Pengumuman Menteri KIB II 2009-2014

TRANSKRIPSI
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PENGUMUMAN MENTERI KABINET INDONESIA BERSATU II
MASA BAKTI 2009-2014
ISTANA MERDEKA, 21 OKTOBER 2009



Bismillahirrahmanirrahim,
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.,
Salam sejahtera untuk kita semua,

Saudara-saudara,
Rakyat Indonesia di manapun Saudara berada yang saya cintai dan saya banggakan,

Alhamdulillah, pada malam hari ini kita dapat berkomunikasi kembali melalui televisi, radio, maupun esok melalui media cetak maupun media-media komunikasi yang lain. Sebagaimana yang telah diketahui oleh masyarakat luas, pada malam hari ini tanggal 21 Oktober tahun 2009, satu hari setelah saya dan Profesor Boediono dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk masa bakti 2009-2014, saya akan mengumumkan nama-nama anggota Kabinet Indonesia Bersatu II.

Sebelum saya menyampaikan nama-nama menteri-menteri yang akan mendampingi saya pada pemerintahan lima tahun mendatang, saya ingin menyampaikan pengantar sebagai berikut: yang pertama. Saya mulai dari yang ringan-ringan, kebetulan ini banyak sekali televisi yang melakukan siaran langsung, live, dan saudara-saudara kita di seluruh tanah air saya kira juga menyaksikan tayangan ini. Saya ingin menyampaikan, setelah saya mengikuti siaran-siaran dari berbagai media massa, utamanya televisi, saya mendengar misalnya komentar dari beberapa presenter. Katanya, batal pengumuman kabinet hari ini. Ada yang berkomentar, mudah-mudahan tidak molor, dan sebagainya.

Ingat, minggu lalu saya jelaskan di Cikeas bahwa saya oleh undang-undang, yaitu Undang-Undang No. 39 Tahun 2008, itu diberikan amanah bahwa, dalam waktu 14 hari harus sudah menyusun kabinet. Saya sampaikan waktu itu di Cikeas, saya ingin susunan kabinet segera dibentuk, dan saya katakan kalau semuanya berjalan dengan baik, maka tanggal 21 akan saya umumkan. Dan saya belum melakukan perubahan apapun sehingga kalau ada komentar, jangan molor, batal, ini dan itu, saya berharap rakyat Indonesia mengetahui bahwa saya menyampaikan beberapa hari yang lalu dan itu saya penuhi. Hari ini saya sampaikan susunan Kabinet Indonesia Bersatu II yang insya Allah akan segera saya lantik setelah saya umumkan pada malam hari ini untuk memulai tugasnya.

Saudara-saudara,
Susunan dan personil Kabinet Indonesia Bersatu II ini, tentu saya harapkan bisa menjalankan tugas dengan baik, secara efektif, sehingga keseluruhan program kerja kabinet lima tahun mendatang dapat dicapai dengan hasil yang baik. Yang akan segera saya umumkan adalah 34 nama-nama menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu II ini, sesuai dengan ketentuan undang-undang. Kemudian, saya juga akan mengumumkan beberapa pejabat negara yang turut serta nanti menyukseskan program kerja pemerintah 2009-2014, yaitu Kepala Unit Kerja Presiden Untuk Pengawasan Dan Pengendalian Pembangunan, Kepala Badan Intelijen Negara, dan Kepala BKPM. Sedangkan, tiga pejabat negara yang lain, yaitu Jaksa Agung, Panglima TNI, dan Kapolri belum saya lakukan penggantian. Berarti ketiga pejabat itu tetap menjalankan tugasnya sampai suatu saat nanti saya lakukan pergantian sesuai dengan ketentuan undang-undang.

Dan untuk diketahui oleh Saudara semua dan rakyat Indonesia, dalam waktu dekat saya juga akan menetapkan Dewan Pertimbangan Presiden yang akan bertugas bersamaan dengan masa bakti saya dengan Pak Boediono, 2009-2014 ini, sekaligus juga akan saya tetapkan beberapa wakil menteri yang saya pandang diperlukan untuk mendampingi menteri-menteri tertentu yang memiliki beban tugas yang memerlukan wakil. Akan saya sampaikan departemen atau kementerian apa saja yang memerlukan wakil menteri, dan ini semua tentu sesuai dengan sekali lagi Undang-Undang No. 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara.

Saudara-saudara,
Setelah saya umumkan malam hari ini, setelah insya Allah saya lantik besok, pastilah akan menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat luas. Hampir pasti ada pihak-pihak yang tidak puas, yang punya pendapat lain. Saya nilai itu wajar. Tahun 2004 juga begitu. Pada saat kabinet-kabinet sebelumnya ditetapkan juga begitu. Dan itulah indahnya demokrasi.

Saat-saat terakhir, dua-tiga hari ini memang banyak sekali kalangan yang ingin bertemu saya dengan niat terus terang ingin memberikan masukan tentang calon-calon menteri. Dengan segala hormat saya sampaikan, lebih baik tidak bertemu dulu karena sistem sedang bekerja. Saya dengan Pak Boediono sedang berkonsentrasi untuk menyusun kabinet ini. Tentu ini berangkat dari niat yang baik agar saya benar-benar bisa memilih, mengambil keputusan, menetapkan segalanya secaranya rasional dan objektif. Yang jelas, Saudara-saudara, tidak mungkin kami gegabah, tidak mungkin saya begitu saja menetapkan calon-calon menteri ini.

Segera setelah saya dan Profesor Boediono ditetapkan sebagai presiden terpilih dan wakil presiden terpilih untuk masa bakti lima tahun mendatang ini, sejak itu sesungguhnya kami telah bekerja. Saudara juga mengetahui, 10 hari terakhir ini, kami dengan dibantu tim kecil bekerja siang dan malam untuk memastikan proses penyusunan kabinet ini berjalan dengan benar, kredibel, dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, kalau nanti ada suara-suara di luar, apapun, itu sekali lagi bagian dari demokrasi, tetapi saya telah menjalankan tugas dan kewajiban saya untuk menyusun menteri ini sesuai dengan kewenangan konstitusional saya dengan proses yang kredibel dan akuntabel.

Dan terakhir sebelum saya umumkan, insya Allah besok pada tanggal 22 Oktober 2009 pukul 13.30, para calon menteri ini akan saya lantik menjadi menteri, menjadi anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, dengan harapan tidak ada halangan apapun, tidak ada aral yang melintang sejak saya umumkan pada malam hari ini hingga saat-saat pelantikan beliau-beliau esok.

Para Wartawan yang saya cintai,
Saudara-saudara, Rakyat Indonesia di manapun Saudara berada yang saya banggakan,
Saya ingin membacakan susunan Kabinet Indonesia Bersatu II:
Marsekal TNI (Purn.) Djoko Suyanto sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Ir. Muhammad Hatta Rajasa: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
dr. H. R. Agung Laksono: Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Sudi Silalahi: Menteri Sekretaris Negara.
Gamawan Fauzi, S.H., M.M.: Menteri Dalam Negeri.
DR. Raden Mohammad Marty Muliana Natalegawa, B.Sc., M.Phil.: Menteri Luar Negeri.
Prof. DR. Ir. Purnomo Yusgiantoro, M.A., M.Sc.: Menteri Pertahanan.
Patrialis Akbar, S.H.: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
DR. Sri Mulyani Indrawati: Menteri Keuangan.
DR. Darwin Zahedy Saleh, S.E., MBA.: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
Ir. Mohamad S. Hidayat: Menteri Perindustrian.
DR. Mari Elka Pangestu: Menteri Perdagangan.
Ir. H Suswono, MMA.: Menteri Pertanian.
Zulkifli Hasan, S.E., M.M.: Menteri Kehutanan.
Freddy Numberi: Menteri perhubungan.
DR. Ir. Fadel Muhammad: Menteri Kelautan dan Perikanan.
Drs. H. A. Muhaimin Iskandar, M.Si.: Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. HE.: Menteri Pekerjaan Umum.
DR. dr. Endang Rahayu Sedyatiningsih, MPH.: Menteri Kesehatan.
Prof. DR. Ir. Mohammad Nuh: Menteri Pendidikan Nasional.
DR. H. Salim Segaf Al-Jufri, M.A.: Menteri Sosial.
Drs. H. Suryadharma Ali, M.Si.: Menteri Agama.
Ir. Jero Wacik, S.E.: Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.
Ir. H. Tifatul Sembiring: Menteri Komunikasi dan Informatika.
Drs. H. Suharna Surapranata, M.T.: Menteri Negara Riset dan Teknologi.
DR. Sjarifuddin Hasan, M.M., MBA.: Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Prof. DR. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta, MS.: Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Linda Amalia Sari, S.IP.: Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Evert Erenst Mangindaan, S.IP.: Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Ir. H. Ahmad Helmy Faishal Zaini: Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
Prof. DR. Armida Salsiah Alisjahbana: Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS.
DR. Ir. Mustafa Abubakar, M. Si.: Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara.
Suharso Monoarfa, M.A.: Menteri Negara Perumahan Rakyat.
DR. Andi Alfian Mallarangeng: Menteri Negara Pemuda dan Olahraga.

Sedangkan ketiga pejabat negara yang ingin saya sampaikan pada malam hari ini, yang memiliki peran penting dalam penyuksesan program kerja Kabinet Indonesia Bersatu II lima tahun mendatang adalah:
DR. Ir. Kuntoro Mangkusubroto, M.Sc.: Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan.
Jend. Pol. (Purn.) Drs. Sutanto: Kepala Badan Intelijen Negara.
Gita Irawan Wirjawan, MBA., MPA., CPA., CFA.: Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Itulah Saudara-saudara, yang dapat saya umumkan pada malam hari ini, dan sekali lagi kepada seluruh rakyat Indonesia, saya mohon doa restu agar Kabinet Indonesia Bersatu II ini segera bisa menjalankan tugasnya untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan yang pada akhirnya untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Demikian, Saudara, pengumuman saya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

*****

Biro Pers dan Media
Rumah Tangga Kepresidenan

[+/-] Selengkapnya...

Rabu, 21 Oktober 2009

Presiden Umumkan 34 Anggota Kabinet Indonesia Bersatu II

Jakarta: Sesuai rencana semula, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan susunan Kabinet Indonesia Bersatu II pada Rabu (21/10) atau sehari setelah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2009-2014, di Istana Merdeka, Jakarta. Kabinet ini tetap berangotakan 34 menteri, terdiri atas tiga Menko dan seorang Sekretaris Negara, 20 menteri yang memimpin departemen, dan 10 menteri negara.

Presiden SBY juga mengumumkan tiga pejabat setingkat menteri. Sementara untuk posisi Jaksa Agung, Panglima TNI, dan Kaplori masih dtempati oleh pejabat lama. Berikut susunan dan nama-nama anggota KIB II 2009-2014:

MENTERI KOORDINATOR

1. Menko Politik Hukum dan Keamanan : Marsekal (Purn) Djoko Suyanto
2. Menko Perekonomian : Hatta Rajasa
3. Menko Kesra : R Agung Laksono
4. Sekretaris Negara : Sudi Silalahi

MENTERI DEPARTEMEN

1. Menteri Dalam Negeri : Gamawan Fauzi
2. Menteri Luar Negeri : : Marty Natalegawa
3. Menteri Pertahanan : : Purnomo Yusgiantoro
4. Menteri Hukum dan HAM : : Patrialis Akbar
5. Menteri Keuangan : : Sri Mulyani
6. Menteri ESDM: : Darwin Saleh
7. Menteri Perindustrian : : MS Hidayat
8. Menteri Perdagangan : : Mari E. Pangestu
9. Menteri Pertanian : : Suswono
10. Menteri Kehutanan : : Zulkifli Hasan
11. Menteri Perhubungan : : Freddy Numberi
12. Menteri Kelautan dan Perikanan : : Fadel Muhammad
13. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi : : Muhaimin Iskandar
14. Menteri Pekerjaan Umum : : Djoko Kirmanto
15. Menteri Kesehatan : : Endang Rahayu Sedyaningsih
16. Menteri Pendidikan Nasional : : Mohammad Nuh
17. Menteri Sosial : : Salim Segaf Al Jufri
18. Menteri Agama : : Suryadharma Ali
19. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata : : Jero Wacik
20. Menteri Komunikasi dan Informatika : : Tifatul Sembiring

MENTERI NEGARA

1. Menteri Riset dan Teknologi : : Suharna Suryapranata
2. Menteri Koperasi dan UKM : : Syarifudin Hasan
3. Menteri Lingkungan Hidup : : Gusti Muhammad Hatta
4. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: : Linda Amalia Sari Gumelar
5. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara : : E.E Mangindaan
6. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal : : Ahmad Helmy Faishal Zaini
7. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas : : Armida Alisjahbana
8. Menteri BUMN : : Mustafa Abubakar
9. Menteri Pemuda dan Olahraga : : Andi Alfian Mallarangeng
10. Menteri Perumahan Rakyat : : Suharso Manoarfa

PEJABAT SETINGKAT MENTERI

1. Kepala BIN: : Jenderal (Purn) Sutanto
2. Kepala BKPM: : Gita Wirjawan
3. Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan: : Kuntoro Mangkusubroto

[+/-] Selengkapnya...

Selasa, 20 Oktober 2009

Pidato Awal Jabatan Presiden RI 2009 - 2014


PIDATO
AWAL MASA JABATAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2009-2014
Di Hadapan Sidang Paripurna MPR-RI

Jakarta, 20 Oktober 2009

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati, saudara Ketua, para Wakil Ketua dan segenap anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia,
Yang saya hormati, para mantan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia,
Yang saya muliakan Para Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, dan Utusan Khusus Negara-negara sahabat,
Yang saya hormati, para Ketua, para Wakil Ketua dan para anggota Lembaga-Lembaga Negara,
Yang Mulia Para Duta Besar, serta para pimpinan Organisasi Internasional,
Yang saya hormati, Para Gubernur seluruh Indonesia,

Saudara-saudara se-bangsa dan se-tanah air,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Hari ini, dengan penuh rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, saya dan Saudara Prof. Dr. Boediono baru saja mengucapkan sumpah di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk mengemban amanah rakyat lima tahun mendatang.

Pada kesempatan yang bersejarah dan insya Allah penuh berkah ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pimpinan dan anggota MPR-RI, pimpinan dan anggota DPR-RI, pimpinan dan anggota DPD-RI, beserta pimpinan dan anggota lembaga-lembaga negara lainnya masa bakti 2004-2009, yang telah bersama-sama bekerja keras membangun bangsa dan negara kita menuju masa depan yang lebih baik.

Kepada saudara Muhammad Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009, yang telah mendampingi saya selama lima tahun terakhir, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan atas jasa dan pengabdian saudara, baik kepada pemerintah, maupun kepada bangsa dan negara. Pengabdian saudara tercatat abadi dalam sejarah perjalanan bangsa, dan akan dikenang sepanjang masa. Kepada segenap jajaran Kabinet Indonesia Bersatu Masa Bakti 2004-2009, saya ucapkan pula terima kasih dan penghargaan saya, atas upaya yang sungguh-sungguh dalam menjalankan dan menyukseskan program-program pembangunan nasional yang sarat dengan tantangan dan permasalahan yang rumit.

Saudara-saudara,
Kita baru saja melewati periode sejarah 2004-2009 yang penuh dengan tantangan.

Hari ini, bangsa Indonesia patut bersyukur dan berbesar hati. Di tengah gejolak dan krisis politik di berbagai wilayah dunia, kita tetap tegak dan tegar sebagai negara demokrasi yang makin kuat dan stabil. Di tengah badai finansial dunia, ekonomi Indonesia tetap tumbuh positif, dan diprediksi akan mengalami pertumbuhan nomor tiga tertinggi di dunia. Di tengah maraknya konflik dan disintegrasi di belahan dunia lain, bangsa Indonesia semakin rukun dan bersatu.

Karena itu, tepatlah kalau dalam beberapa hari ini di berbagai televisi internasional muncul tayangan, yang menyebut bangsa kita sebagai “remarkable Indonesia” – bangsa yang dinilai berhasil dalam mengatasi krisis dan tantangan yang berat dan kompleks 10 tahun terakhir ini.

Namun, semua itu janganlah membuat kita lengah, lalai, apalagi besar kepala. Ingat : pekerjaan besar kita masih belum selesai. Ibarat perjalanan sebuah kapal, ke depan, kita akan mengarungi samudra yang penuh dengan gelombang dan badai.

Di luar Indonesia, resesi perekonomian global belum sepenuhnya usai. Perdagangan dan arus investai dunia belum pulih. Sementara itu harga minyak dan berbagai komoditas masih berfluktuasi, yang dapat mengancam stabilitas dan kepastian ekonomi kita. Oleh karena itu, walaupun gejala perbaikan perekonomian dunia mulai terlihat, namun kita tidak boleh berhenti untuk terus memperkuat sendi-sendi perekonomian kita, seraya tetap melanjutkan upaya nasional untuk meminimalkan dampak dari krisis dunia tersebut.

Di dalam negeri kita bersyukur, reformasi telah berjalan makin jauh, namun masih belum tuntas. Upaya untuk membangun “good governance” dan memberantas korupsi mulai membuahkan hasil, namun masih perlu terus ditingkatkan. Kemiskinan sudah banyak berkurang, namun upaya peningkatan kesejahteraan rakyat perlu terus dilanjutkan.

Pengalaman menunjukkan, setiap prestasi yang kita capai biasanya akan disusul oleh tantangan - tantangan baru. Tetapi saya percaya, semua tantangan ini, baik yang sudah kita ketahui, maupun yang belum dapat kita bayangkan, akan dapat kita hadapi dan atasi. Insya Allah, bangsa Indonesia akan terus maju untuk meningkatkan kehidupannya yang lebih baik.

Saudara-saudara,
Tahun ini, kita menyaksikan rakyat Indonesia telah menentukan pilihannya dalam Pemilihan Umum yang berlangsung secara damai dan demokratis. Ini adalah kali ketiga kita mampu menyelenggarakan Pemilu secara langsung, umum, bebas, rahasia, serta jujur dan adil. Kita semua mampu melaksanakan kompetisi politik dengan penuh etika dan kedewasaan.

Dalam pemilihan umum, kalah atau menang adalah hal yang biasa. Dalam demokrasi, kita semua menang. Demokrasi menang. Rakyat menang. Indonesia menang. Berkaitan dengan itu, pada kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan rasa hormat kepada Ibu Megawati Soekarnoputri dan Bapak Prabowo Subianto, serta Bapak Muhammad Jusuf Kalla dan Bapak Wiranto, atas partisipasi aktif dan kegigihan beliau-beliau sebagai calon Presiden dan Wakil Presiden dalam Pemilu Tahun 2009. Mereka adalah putra-putri bangsa, yang ikut berjasa memekarkan kehidupan demokrasi kita.

Hari ini, saya mengajak segenap komponen bangsa untuk kembali bersatu, dan bersama-sama membangun masa depan kita semua. Dengan semangat baru dan kebersamaan, mari kita songsong pembangunan lima tahun ke depan dengan penuh optimisme dan rasa percaya diri.

Dalam menjalankan amanah rakyat lima tahun mendatang, saya bersama Wakil Presiden, telah menetapkan program 100 hari, program satu tahun, dan program lima tahun ke depan. Esensi dari program pemerintahan lima tahun mendatang adalah peningkatan kesejahteraan rakyat, penguatan demokrasi, dan penegakan keadilan. “Prosperity, Democracy and Justice.”

Peningkatan kesejahteraan rakyat, merupakan prioritas utama. Kita ingin meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan keunggulan daya saing, pengelolaan sumber daya alam, dan peningkatan sumber daya manusia. Ekonomi kita harus tumbuh semakin tinggi. Namun, pertumbuhan ekonomi yang kita ciptakan adalah pertumbuhan yang inklusif, pertumbuhan yang berkeadilan, dan pertumbuhan disertai pemerataan.

Kita juga ingin membangun tatanan demokrasi yang bermartabat, yaitu demokrasi yang memberikan ruang kebebasan dan hak politik rakyat, tanpa meninggalkan stabilitas dan ketertiban politik. Kita juga ingin menciptakan keadilan yang lebih baik, ditandai dengan penghormatan terhadap praktek kehidupan yang non-diskriminatif, persamaan kesempatan, dengan tetap memelihara kesetiakawanan sosial dan perlindungan bagi yang lemah.

Saudara-saudara,
Untuk mewujudkan cita-cita kita semua, utamanya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat, memperkuat demokrasi dan meningkatkan keadilan, ada sejumlah kunci sukses yang perlu kita pedomani dan jalankan bersama.

Pertama, jangan pernah kita menyerah dan patah semangat. Ingat, segala keberhasilan monumental bangsa kita - dari revolusi, pembangunan nasional, reformasi, penyelesaian berbagai konflik, termasuk penanganan tsunami – semua ini hanya bisa dicapai dengan keuletan dan semangat tak kenal menyerah. Sebagaimana sering saya sampaikan dalam berbagai kesempatan, kita harus selalu mengobarkan semangat Harus Bisa ! “Can do spirit ! ”

Ke depan, dengan semangat ”Indonesia Bisa” inilah, kita akan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah krisis dunia. Dengan semangat inilah kita akan menegakkan ”good governance” dan membasmi korupsi. Dan dengan semangat ini pulalah, kita akan terus mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat kita.

Kunci sukses kedua, adalah perlu terus menjaga persatuan dan kebersamaan. Dalam demokrasi, kita bisa berbeda pendapat, namun tidak berarti harus terpecah belah. Dalam demokrasi yang sehat, ada masanya kita berdebat, ada masanya kita merapatkan barisan. Dalam menghadapi berbagai tantangan dunia yang kian berat, para pemimpin bangsa – apapun warna politiknya – harus bisa terus menjaga kekompakan, mencari solusi bersama, dan sedia berkorban untuk kepentingan bangsa yang lebih besar. Oleh karena itu, dalam melanjutkan pembangunan bangsa yang tidak pernah sepi dari tantangan, dan dalam melaksanakan reformasi gelombang kedua 10 tahun mendatang, marilah terus kita pupuk dan perkokoh persatuan dan kebersamaan kita.

Kunci sukses yang ketiga adalah kita harus bisa menjaga jati diri kita, ke-Indonesia-an kita. Yang membedakan bangsa Indonesia dari bangsa-bangsa lain adalah budaya kita, “way of life“, dan ke-Indonesia-an kita. Ada identitas dan kepribadian yang membuat bangsa Indonesia khas, unggul dan tidak mudah koyak. Ke-Indonesiaan kita tercermin dalam sikap pluralisme atau kebhinekaan, kekeluargaan, kesantunan, toleransi, sikap moderat, keterbukaan, dan rasa kemanusiaan. Hal-hal inilah yang harus selalu kita jaga, kita pupuk dan kita suburkan di hati sanubari kita, dan anak-anak kita. Inilah modal sosial dan potensi nasional yang paling berharga.

Hadirin yang saya muliakan,
Rakyat Indonesia yang saya banggakan,
Mengakhiri pidato ini, saya mengajak segenap rakyat Indonesia, untuk terus melangkah maju sebagai sebuah bangsa yang besar, rukun, dan bersatu. Bangsa yang senantiasa tegak dan tegar menghadapi tantangan, berlandaskan empat pilar kehidupan bernegara, yaitu Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.

Kepada para tamu negara-negara sahabat yang berada di tengah kita, terimalah salam persahabatan bangsa Indonesia. Atas nama rakyat dan Pemerintah Indonesia, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Sultan Brunei Darussalam Paduka Yang Mulia Sultan Hassanal Bolkiah, Presiden Timor Leste Yang Mulia Jose Ramos Horta, Perdana Menteri Singapura Yang Mulia Lee Hsien-Loong, Perdana Menteri Australia Yang Mulia Kevin Rudd dan Perdana Menteri Malaysia Yang Mulia Dato Seri Mohamad Najib Tun Hj Abdul Razak. Saya juga mengucapkan selamat datang kepada Utusan Khusus dari Thailand, Republik Korea, Amerika Serikat, Republik Ceko, Sri Lanka, Selandia Baru, Jepang dan Philipina. Kedatangan sahabat-sahabat internasional dalam inaugurasi hari ini merupakan simbol “goodwill” dan kehormatan yang tiada taranya bagi bangsa Indonesia.

Kepada dunia internasional, saya ingin menegaskan bahwa Indonesia akan terus menjalankan politik bebas aktif, dan akan terus berjuang untuk keadilan dan perdamaian dunia. Indonesia akan mengobarkan nasionalisme yang sejuk, moderat dan penuh persahabatan, dan sekaligus mengusung internasionalisme yang dinamis.

Indonesia kini menghadapi lingkungan strategis yang baru, dimana tidak ada negara yang menganggap Indonesia musuh, dan tidak ada negara yang dianggap Indonesia sebagai musuh. Dengan demikian, Indonesia kini dapat dengan leluasa menjalankan “all directions foreign policy” dimana kita dapat mempunyai “a million friends and zero enemy”. Indonesia akan bekerja-sama dengan siapapun yang memiliki niat dan tujuan yang sama, utamanya untuk membangun tatanan dunia yang damai, adil, demokratis dan sejahtera.

Indonesia akan terus berada di garis depan, dalam upaya untuk mewujudkan tatanan dunia yang lebih baik. Kami akan terus menjadi pelopor dalam upaya penyelamatan bumi dari perubahan iklim, dalam reformasi ekonomi dunia utamanya melalui G-20, dalam memperjuangkan Millenium Development Goals, dalam memajukan multilateralisme melalui PBB, dan dalam mendorong tercapainya kerukunan antar peradaban “harmony among civilizations”.

Di tingkat kawasan, Indonesia akan terus berikhtiar bersama negara-negara ASEAN lainnya, untuk mewujudkan Komunitas ASEAN, dan menjadikan Asia Tengara sebagai kawasan yang damai, sejahtera dan dinamis.

Akhirnya, kepada segenap rakyat Indonesia di manapun saudara berada, sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah saudara berikan kepada saya dan Prof. Boediono, untuk melanjutkan kepemimpinan nasional lima tahun mendatang. Mari kita lanjutkan kerja keras dan kerja cerdas kita, guna mencapai prestasi pembangunan yang lebih baik lagi di masa depan.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, dalam membangun bangsa dan negara, menuju bangsa yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

[+/-] Selengkapnya...

Senin, 12 Oktober 2009

Amanat Presiden pada Upacara HUT ke-64 TNI

AMANAT
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA UPACARA
HARI ULANG TAHUN KE-64 TENTARA NASIONAL INDONESIA
TAHUN 2009


Jakarta, 5 Oktober 2009



Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,

Para Perwira, Bintara dan Tamtama Tentara Nasional Indonesia yang saya cintai dan saya banggakan,


Hadirin sekalian yang saya muliakan.
Marilah kita bersama-sama, memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, pada hari ini kita kembali memperingati Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia. Kita juga bersyukur, pada usianya yang ke-64 tahun ini, TNI makin berkemampuan untuk menjalankan tugas dan pengabdiannya dalam mempertahankan, melindungi dan memelihara keutuhan serta kedaulatan negara. Merah Putih tetap berkibar dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, dalam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Saya menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh prajurit TNI, yang telah dan akan terus melaksanakan tugas serta pengabdian kepada bangsa dan negara, dengan penuh disiplin, dedikasi dan loyalitas yang tinggi.

Pada hari yang bersejarah ini pula, saya mengajak hadirin sekalian untuk sejenak menundukkan kepala, mengenang dan memberikan penghormatan serta penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada para pejuang, para pahlawan bangsa serta para prajurit TNI, yang telah gugur mendahului kita. Para pejuang pendahulu kita, dengan kecintaan, perjuangan dan pengabdian yang tulus kepada bangsa dan negara, telah rela berkorban jiwa dan raga, untuk mempertahankan kedaulatan negara dan mengawal tegaknya Sang Merah Putih di seluruh persada Nusantara.

Sejak awal kemerdekaan, melalui proses sejarah yang panjang yang diwarnai oleh pengorbanan jiwa dan tetesan darah serta air mata, TNI telah mampu membuktikan ketangguhannya dalam tugas menegakkan kedaulatan negara dan keutuhan teritorial NKRI. Kini, TNI tampil dengan postur yang makin profesional, makin modern dan makin dibanggakan rakyat.

Ke depan, tantangan yang dihadapi TNI tidaklah semakin ringan. TNI harus sanggup mengemban berbagai tugas pertahanan negara, agar negara yang kita cintai ini terus dapat membangun diri menuju Indonesia yang makin maju dan sejahtera.

Saya ingin menegaskan kembali, bahwa tugas penjagaan wilayah perbatasan, baik darat, laut maupun udara adalah sangat penting. Oleh karena itu, laksanakan dengan sungguh-sungguh setiap tugas penjagaan wilayah perbatasan, di manapun di seluruh tanah air.

Penanggulangan terorisme juga sangat penting untuk dilakukan secara bersama oleh seluruh komponen bangsa, termasuk TNI. Terorisme telah terbukti menodai kesucian agama, menghancurkan citra dan nama baik bangsa, merusak perekonomian nasional, serta mengorbankan sebagian kalangan generasi muda kita. Karenanya, TNI perlu terus bersinergi dengan Kepolisian Negara, untuk dapat berkontribusi dalam penanggulangan terorisme.

Terkait dengan tugas penanggulangan bencana, TNI agar terus aktif mendukung pelaksanaan operasi tanggap darurat di berbagai daerah bencana. Kita memahami bahwa wilayah Indonesia memiliki kerawanan geologi, yang setiap saat dapat terjadi bencana alam seperti gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi. Karenanya, TNI harus terus membangun kemampuan yang efektif disertai kesiagaan yang tinggi, sehingga TNI dapat dikerahkan dengan cepat ke daerah bencana, untuk menyelamatkan jiwa saudara-saudara kita yang terkena bencana.

Dalam kaitan ini, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada para prajurit TNI yang sekarang ini sedang bertugas di daerah bencana, utamanya di wilayah Jawa Barat, Sumatera Barat dan Jambi. Berikanlah pengabdian terbaik dengan penuh ketulusan bagi pemulihan keadaan pasca gempa bumi di wilayah-wilayah tersebut.

Prajurit TNI yang saya banggakan
Sesuai dengan amanah UUD 1945, kita harus senantiasa berperan dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban dunia. Kita prihatin, konflik, kekerasan dan perang masih berkecamuk di berbagai kawasan dunia. Indonesia senantiasa menyerukan penggunaan soft power dan diplomasi dalam mengatasi berbagai konflik internasional. Dalam kaitan ini, Indonesia siap dan akan terus berkontribusi dalam penyelesaian konflik tersebut, dengan, antara lain, melalui tugas pemeliharaan perdamaian di bawah bendera PBB.

Kepada para pajurit TNI, baik yang sedang bertugas dalam misi perdamaian di Lebanon maupun di daerah-daerah penugasan lainnya, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas pengabdian yang telah saudara-saudara berikan. Tunjukkan profesionalitas dan kapabilitas TNI yang selama ini mendapatkan apresiasi dari dunia dalam Operasi Pemeliharaan Keamanan (Peace Keeping Operation). Jaga pula kehormatan dan nama baik bangsa dan negara kita.

Para Prajurit TNI yang cintai,
Hadirin sekalian yang saya hormati.
Kita patut bersyukur, di era reformasi sekarang ini, TNI selain telah meningkatkan profesionalismenya, juga telah semakin mampu menunjukkan netralitasnya dalam kehidupan politik nasional. Hal ini terbukti dalam Pemilu yang baru lalu. TNI tetap menjaga netralitasnya terhadap semua peserta Pemilu, baik pemilu legislatif maupun pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

Karena itulah, pada kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada segenap jajaran TNI atas netralitas dan kerja keras jajaran TNI dalam ikut mengamankan pelaksanaan Pemilu 2009. Kita patut bersyukur, Pemilu 2009 telah berhasil terlaksana dengan aman, tertib dan lancar, serta demokratis.

Selanjutnya, masih terkait dengan reformasi internal, saya instruksikan agar TNI melanjutkan dan menuntaskan seluruh agenda reformasi, termasuk pengakhiran bisnis TNI, yang menjadi amanah undang-undang. Hal ini dilakukan agar TNI berkonsentrasi pada tugas pokoknya, sehingga setiap tugas yang diembannya dapat dilaksanakan secara berhasil. Selanjutnya berbagai bidang usaha yang di selama ini dilakukan oleh TNI, akan diatur oleh Pemerintah dalam waktu dekat ini melalui Peraturan Presiden.

Saudara-saudara,
Guna makin meningkatkan postur TNI yang kredibel, pemerintah telah menetapkan anggaran pertahanan tahun 2010 dengan peningkatan yang cukup signifikan, yang hampir mencapai 30 persen. Ke depan, anggaran pertahanan diharapkan akan terus ditingkatkan guna memenuhi kebutuhan untuk mewujudkan kekuatan yang diperlukan (minimum essential force). Peningkatan yang signifikan itu, saya harapkan dapat digunakan untuk kepentingan modernisasi persenjataan dan pembangunan kekuatan, pemeliharaan dan operasionalisasi alutsista, peningkatan mutu pendidikan, latihan dan kesiapsiagaan, serta peningkatan kesejahteraan prajurit.

Selanjutnya untuk mewujudkan pertahanan negara yang makin kuat dan makin kredibel, Pemerintah juga akan terus melakukan revitalisasi industri strategis pada 5-10 tahun mendatang. Hal ini penting dalam upaya mewujudkan kemandirian dalam pengadaan persenjataan dan perlengkapan militer kita. Sehingga, ke depan kita akan makin mampu memenuhi keperluan alut sista TNI, tanpa harus tergantung kepada negara lain. Di samping itu, upaya ini juga dimaksudkan untuk mendayagunakan kembali investasi sumber daya manusia dan penguasaan teknologi yang telah kita bangun selama ini. Saya juga berharap, ke depan sinergi antara pengembangan industri strategis dengan sisi ekonomi dan dukungan keuangan berlangsung makin baik. Dengan demikian, industri strategis kita disamping dapat memenuhi keperluan pertahanan kita, secara ekonomis juga dapat berkembang dengan baik.

Para prajurit TNI yang banggakan,
Hadirin sekalian yang saya muliakan.
Pada kesempatan peringatan HUT TNI tahun 2008 yang lalu, saya telah menguraikan tentang situasi perekonomian global yang saat itu sedang bergejolak, serta berbagai langkah dan tindakan yang akan dilakukan Pemerintah untuk mengurangi dampaknya bagi perekonomian kita.

Pada kurun waktu setahun terakhir ini, Pemerintah telah mengambil langkah yang cepat dan tepat untuk merespon situasi krisis itu. Syukur alhamdulillah, kita telah dapat meminimalkan dampak krisis keuangan dan resesi perekonomian global. Bahkan dunia juga menilai Indonesia telah berhasil mengelola perekonomian nasionalnya, sehingga terhindar dari keterpurukan sebagaimana yang dialami oleh banyak negara di dunia. Dalam pertemuan G-20 yang saya hadiri di Amerika Serikat beberapa hari yang lalu, kita juga patut bersyukur karena Indonesia dinilai telah berhasil menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonominya. Indonesia merupakan salah satu dari 3 negara di dunia yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif disamping RRT dan India. Keberhasilan ini adalah berkat kerjasama dan kerja keras kita semua, yang bertekad untuk mencegah jatuhnya perekonomian kita seperti situasi krisis 10-11 tahun yang lalu. Saya mengajak, marilah kita jaga dan tingkatkan perekonomian kita karena krisis global belum sepenuhnya usai, seraya mempertahankan budaya kebersamaan dalam setiap penyelesaian krisis.

Sebelum mengakhiri amanat ini, pada kesempatan yang membahagiakan ini, atas nama negara dan pemerintah, secara khusus saya ingin mengucapkan terima kasih kepada TNI yang selama satu dasawarsa terakhir telah berhasil melaksanakan reformasi internalnya dengan baik. TNI saat ini sungguh menghormati nilai-nilai demokrasi, tatanan hukum, hak asasi manusia dan sistem nasional yang berlaku. Hal ini merupakan cerminan bahwa TNI telah makin berkembang menjadi tentara profesional yang berkemampuan dan dedikatif, sebagaimana yang diamanahkan oleh undang-undang kita, dan sebagaimana pula yang didambakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Apa yang sudah dicapai agar dipertahankan, tuntaskan semua agenda reformasi, dan terus bangun TNI kita menjadi tentara yang handal di atas jati dirinya sebagai pengawal bangsa dan Negara, yang memegang teguh Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Akhirnya, kepada seluruh prajurit TNI dimanapun bertugas dan berada, saya ucapkan selamat bertugas. Berikan pengabdian yang terbaik kepada rakyat, bangsa dan negara tercinta. Pegang teguh amanat Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Jagalah TNI agar selalu menjadi kebanggaan rakyat, bangsa dan negara.

Terima kasih,
Dirgahayu Tentara Nasional Indonesia,

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Jakarta, 5 Oktober 2009
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

[+/-] Selengkapnya...

Pengarahan Saat Mengunjungi Krban Gempa Sumbar

TRANSKRIPSI
PENGARAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
PADA ACARA
MENGUNJUNGI KORBAN GEMPA
DI KANTOR WALI KOTA PARIAMAN, SUMATERA BARAT
2 OKTOBER 2009



Bismillahirrahmanirrahim,
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.,

Yang saya cintai Saudara Gubernur Sumatera Barat, Saudara Bupati Padang Pariaman, dan Saudara Wali Kota, Kota Pariaman,
Bapak-bapak, Ibu-ibu, Hadirin sekalian yang saya cintai dan saya muliakan,

Meskipun kita masih dalam suasana berduka, namun janganlah kita pernah lupa untuk senantiasa memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena kita masih mendapatkan perlindungannya dan sekaligus kita berdoa kepada Allah, semoga kita dituntun, semoga ke depan kehidupan kita lebih baik dan musibah yang terjadi ini menjadi satu penambah keimanan dan ketakwaan kita, sambil memohon kiranya di masa depan tidak lagi terjadi musibah-musibah yang berat seperti ini.

Hari ini saya datang bersama para menteri, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana sejak kemarin sebetulnya untuk melihat langsung di Sumatera Barat ini, melihat langsung penderitaan, korban jiwa, kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi ini, seraya memastikan bahwa langkah-langkah pemerintah, baik pemerintah daerah maupun bantuan pemerintah pusat itu di dalam melaksanakan tanggap darurat telah berjalan sebagaimana mestinya.

Bapak-Ibu tahu bahwa saya ketika mendengar terjadinya musibah ini masih dalam penerbangan dari Amerika Serikat setelah mengemban tugas menghadiri pertemuan puncak G-20 dan ketika saya sampai di Nagoya, Jepang, saya segera berkomunikasi dengan wakil presiden, dengan para menteri terkait, dengan gubernur, apa yang terjadi dan yang penting langkah-langkah apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan. Saya tahu, cuacanya juga dalam keadaan hujan lebat setelah gempa bumi itu; memang tentu banyak tantangan untuk mengatasi keadaan pada jam-jam pertama setelah gempa bumi terjadi, tetapi saya senang dan saya mengucapkan terima kasih.

Pemerintah daerah beserta pemerintah pusat --waktu itu yang dikendalikan Wapres karena saya masih dalam penerbangan-- telah menjalankan tugasnya. Segera setelah saya sampai di Jakarta, mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, saya melakukan pengecekan kembali; Wapres melaporkan kepada saya, para menteri, dan segera saya terbang ke Padang. Sejak kemarin saya belum kembali ke kediaman karena saya tahu bahwa saya harus hadir cepat di daerah ini untuk memastikan semua langkah-langkah tanggap darurat dilakukan.

Kemarin, saya meninjau di Kota Padang, meninjau reruntuhan-reruntuhan, melihat apa yang dilakukan oleh petugas kita: TNI-Polri, semua untuk menyelamatkan saudara-saudara kita yang belum wafat; demikian juga di rumah sakit-rumah sakit dilakukan penanganan, perawatan yang luka-luka, termasuk operasi 24 jam untuk menyelamatkan jiwa dan sekarang pun masih terus dilakukan upaya-upaya itu, termasuk melengkapi bekal makanan dan kegiatan tambahan yang tadi dilaporkan oleh Pak Bupati, oleh Pak Wali Kota, Pak Gubernur kemarin, Kepala BNPB kemarin, semuanya itu adalah langkah-langkah tanggap darurat yang dilakukan sekarang ini, sebelum nanti dilakukan pembangunan kembali yang disebut dengan rehabilitasi dan rekonstruksi, membantu keluarga-keluarga yang rumahnya rusak, membangun kembali sekolah, mesjid, gedung-gedung pemerintah dan sebagainya, yang itu dilaksanakan setelah kegiatan-kegiatan tanggap darurat dilaksanakan.
Kegiatan tanggap darurat itu apa? Adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelamatkan jiwa sebanyak mungkin. Yang sudah wafat dikebumikan dengan baik, yang luka-luka diobati, yang belum ketemu dicari. Kalau wafat, dikebumikan; kalau belum wafat, ya diobati sebagaimana kita lakukan; semua kegiatan utamanya menyelamatkan jiwa yang masih bisa diselamatkan. Oleh karena itulah, menonjol kegiatan kesehatan: para dokter, para dokter bedah, para tenaga medis, semua itu, termasuk petugas TNI-Polri, Palang Merah, semua, Tagana, itu untuk menyelamatkan jiwa, mengevakuasi korban. Itu yang paling penting. Nah, di samping itu tentu keadaannya belum pulih, maka dibantukan, diberikan bantuan: beras, makanan, air, logistik yang lain agar dalam keadaan seperti itu, yang menjadi korban di pengungsian atau di rumah-rumah itu mendapatkan bantuan. Itu juga kegiatan tanggap darurat.

Lantas listrik padam; diusahakan 24 jam agar mulai pulih kembali. Pelan-pelan, secara bertahap bekerja keras PLN kita dan sudah mulai menyala listrik, sebagian dalam pengusahaan. Bahan bakar minyak; sebenarnya jumlahnya tidak kurang, tetapi karena khawatir tidak ada BBM, membelinya berlebih-lebihan sehingga banyak antrian. Saya sudah minta Pak Gubernur, minta Pak Wali Kota, tolong beritahu kepada masyarakat BBM-nya cukup sebenarnya, tidak perlu panik. Namun demikian, tetap kita tambah dan usaha itu kita lakukan. Itu juga contoh bagaimana tanggap darurat dilakukan.

Lantas yang lain; gedung-gedung yang dalam keadaan berbahaya jangan digunakan dulu. Mal-mal, toko-toko yang dikunjungi masyarakat, berbahaya; jangan digunakan dulu. Rumah-rumah, sekolah, siapa tahu dianggap sudah baik, datang anak kita; ada gempa susulan, tiba-tiba jatuh, ya jangan digunakan dulu. Itu juga termasuk kegiatan tanggap darurat; mencegah terjadinya korban jiwa. Karena gempa bumi di negara manapun, di Indonesia termasuk di Sumatera Barat, setelah ada gempa bumi, biasanya ada gempa-gempa susulan. Gempa susulan itu tidak sekuat gempa yang utama, tidak sekuat itu, tetapi ingat karena gempa utama itu sudah membikin retak, membikin roboh, yang tadinya hanya retak-retak, kena gempa berikutnya lagi, bisa roboh.

Itu juga kegiatan tanggap darurat. Segala hal yang harus dilakukan untuk menyelamatkan jiwa, untuk melakukan tindakan-tindakan darurat, itulah kegiatan tanggap darurat.

Pemerintah pusat telah menetapkan sekitar dua bulan untuk tanggap darurat yang oleh Pak Gubernur, oleh Pak Bupati, Pak Wali Kota dengan jajarannya itu dilakukan untuk kegiatan yang tadi itu. Pemerintah pusat telah menganggarkan 100 milyar dan saya sudah meminta para menteri agar mengalir segera hari ini dana itu, di samping logistik yang sudah mengalir, yang lain-lain digunakan segera untuk tanggap darurat agar tidak ada kekurangannya.

Membangun gedung, membangun mesjid, membangun kembali sekolah dan lain-lain nanti. Yang penting, utamakan penyelamatan jiwa dulu. Nanti itu tidak harus menunggu selesai dua bulan. Kalau minggu depan sudah clear, sudah mulai dibangun kembali. Nah itu biayanya ada sendiri, biaya untuk membantu keluarga yang rumahnya hancur ada, sesuai dengan aturan. Biaya untuk membantu tempat-tempat sekolah, bangunan-bangunan pemerintah dan sebagainya juga ada. Itulah yang dinamakan biaya untuk rehabilitasi dan rekonstruksi, pembangunan kembali. Semuanya sudah ada aturannya dalam undang-undang, dalam peraturan yang kita keluarkan; tinggal dijalankan dengan baik.

Nah oleh karena itu, dalam kedaan tanggap darurat ini, semua pemimpin harus turun, turun dalam arti menjalankan tugasnya. Jangan biasa-biasa saja. Harus turun. Memang kurang tidur, 24 jam bekerja, keliling terus, apalagi yang bisa dilakukan. Itulah pemimpin; supaya rakyatnya tenang, supaya rakyatnya tahu pemerintahnya bekerja, pemimpinnya bekerja. Dengan demikian, mereka tahu sedang dikerjakan tanggap darurat yang nanti dilanjutkan dengan pembangunan kembali. Tetapi masyarakat harus tahu, memang tidak seperti membalik telapak tangan. Di negara manapun juga mesti ada kekurangan di sana, kekurangan di sini, kekurangan di situ; itu wajar, segera dicarikan solusinya.

Oleh karena itu, ketika Pak Bupati tadi melapor kepada saya, Pak Wali Kota, “Pak, kerusakan ini. Yang wafat sekian, luka-luka sekian,“ saya mengerti, saya senang sudah didata; nah berikutnya lagi apa yang sudah dilaksanakan, itu. Jadi jangan sampai kurang cepat, kurang sigap dalam melaksanakan tanggap darurat karena menghitung-hitung terlalu banyak: berapa kurangnya, berapa milyar; itu nanti. Selamatkan dulu jiwa, laksanakan dulu tanggap darurat. Nanti dihitung, baru dialokasikan anggaran atau biaya untuk itu.

Saya ingatkan berkali-kali seperti ini karena, Saudara-saudara, Allah SWT itu menakdirkan bumi Indonesia memang rawan gempa sejak bumi tercipta. Tapi, karena bentuk geografi kita: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua seperti ini, memang sering gempa; saya catat di Sumatera Barat yang tadinya jarang, sejak tahun ’70-an sudah makin cepat: dua tahun, dua tahun, dua tahun gempa. Ya memang begitulah kodrat putaran bumi kita. Tetapi Allah SWT juga menganugerahkan sumber daya alam yang besar kepada bangsa Indonesia: minyak, gas, batu bara, dan lain-lain.

Oleh karena itulah, kita harus hidup bersyukur, tapi waspada, tawakal. Manakala ada musibah, kita harus tegar karena dikasih berkah juga oleh Yang Maha Kuasa. Begitu cara kita menyikapi hidup kita supaya sebagai manusia yang beriman dan bertakwa tenang, tidak menyalahkan Sang Pencipta, tidak melakukan hal-hal yang justru tidak baik sebagai umat beragama. Tetapi yang menjadi kewajiban kita karena tahu rawan gempa, rawan bencana, maka semuanya harus siap. Ini pengantar saya.

Setelah saya melihat sejak kemaren, tadi malam, hari ini, saya ingin memberi catatan-catatan kecil. Ini bukan hanya untuk Saudara Gubernur, Bupati, dan Wali Kota yang ada di Sumatera Barat ini, tapi juga bagi para pejabat pemerintah di seluruh Indonesia, rakyat di seluruh Indonesia terutama di daerah-daerah yang rawan gempa bumi, rawan tsunami, rawan letusan gunung berapi; berlaku bagi semuanya, bukan hanya berlaku bagi Sumatera Barat.

Bapak-Ibu, Saudara-saudara yang saya cintai,
Tadi saya lupa mengapa saya pakaian batik, biasanya saya pakai lengan pendek seperti kemarin karena kegiatan di lapangan. Nah mengapa sebagian pakai batik? Untuk diketahui, hari ini, tanggal 2 Oktober, kita canangkan sebagai Hari Batik. Mengapa? Batik Indonesia yang selama ini orang di, suka ribut, “Batik ini dari mana sih? Apakah dari Indonesia, dari Malaysia, dari Afrika, dari mana-mana?“ Kadang-kadang ada pertengkaran, perselisihan, perdebatan, ribut; alhamdulillah, pemerintah telah mengusulkan kepada dunia, dunia ini namanya ada badan UNESCO, badan PBB, setelah mempelajari usulan Indonesia, maka telah ditetapkan batik itu sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia.

Nah, kalau sudah ditetapkan sebagai warisan dunia, kita syukuri jelas; yang kedua, mari kita lestarikan, kita lestarikan. Paling tidak, nanti setelah ini karena ada, ada darurat, tidak apa-apa, semua belum pakai batik, tapi saya mengajak, setiap tanggal 2 Oktober, itu Hari Batik Nasional, kita pakai batik. Caranya begitu. Jangan sampe kita males-malesan melestarikan batik; tiba-tiba ada negara atau masyarakat yang mengaku, “Ini batik itu sebetulnya bukan dari Indonesia,” kita marah besar. Caranya agar kita tidak tersinggung: ya kalau sudah menjadi warisan dari Indonesia, kita lestarikan, kita hidupkan bersama-sama. Dengan begitu, menjadi senang; dunia juga tahu, batik yang indah ini, batik manapun bukan hanya batik Jawa, tapi batik Sumatera, batik Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali, semuanya itu menjadi warisan dunia. Saya masuk ke situ sekaligus karena bertanya-tanya, “Pak SBY biasanya pake lengan pendek, kok pake batik?”

Saudara-saudara,
Yang ingin saya sampaikan setelah saya lihat apa yang dilakukan di Sumatera Barat ini, di samping yang sudah baik-baik, sesuai dengan protap, sesuai dengan latihan Saudara, sesuai yang terjadi selama ini, maka ada beberapa yang perlu kita perbaiki dan ini berlaku sekali lagi bagi semua. Saya berkata ini bukan hanya melamun-lamun, mereka-reka, tapi berangkat dari pengalaman, pengalaman bagaimana kita menangani bencana mulai dari tsunami di Aceh dan di Nias, gempa bumi di Yogya dan di Klaten, dan bencana-bencana yang lain. Makin hari makin baik yang kita lakukan, makin hari makin sigap yang pemerintah lakukan: pemerintah pusat maupun pemerintah daerah termasuk masyarakat luas. Tapi setiap kali kita menemukan titik-titik yang harus kita perbaiki.

Oleh karena itu, saya tidak suka kalau ada pejabat pemerintah di manapun, mengerjakan apapun menganggap ringan situasi, yang disebut dengan business as usual, “Ah biasa kok. Dari dulu begini-begini saja.” Tidak! Selalu ada yang baru. Oleh karena itu, kita harus terus meningkatkan, meningkatkan, mencari, menyempurnakan, memperbaiki, dan seterusnya. Hanya dengan cara begitu, kita bisa melaksanakan tugas. Kalau kita menganggap ringan situasi dalam bidang apapun: pemerintahan, militer, bisnis, politik, pasti akan tidak berhasil. Saya sampaikan itu. Jadi, selalu ada pelajaran-pelajaran baru yang kita harus petik, Saudara-saudara.

Pelajaran pertama adalah kecepatan. Saya sejak kemarin mengecek, “Di mana PLN?” saya bilang “Di mana Pertamina?” saya tanyakan. Saya kalau melihat antrian panjang begitu: ada yang nggak bener. Bisa BBM-nya kurang atau kalau BBM-nya ada, mungkin mereka panik, ya diatasi, dijelaskan, ”BBM-nya cukup. Jangan panik! jangan berebut!” Begitu. Listriknya; katakan pada masyarakat, listrik ini karena gempa tiangnya listrik, gardunya rusak, lumpuh, tapi kita perbaiki, kita utamakan dulu yang rumah sakit, kita utamakan dulu gedung-gedung yang mengerjakan tanggap darurat, kita utamakan dulu jalan-jalan, berikutnya nanti sekian jam kemudian, berikutnya lagi satu hari, dua hari, tapi dijelaskan dan dikerjakan.

Dalam tanggap darurat, saya tidak ingin seperti kalau tidak darurat. Saya itu hitungannya jam; jangan hari. Kalau bisa satu jam, dua jam, jangan tunggu satu hari, dua hari. Oleh karena itu, saya tidak suka dalam keadaan begini pemimpin di belakang meja tidak turun, tidak mengatasi, dan mencari solusi. Siapapun; jangan hanya bupati, wali kota, gubernur, tapi petugas-petugas: yang ngurusi listrik, yang ngurusi bahan bakar, yang ngurusi telepon, yang ngurusi rumah sakit, yang ngurusi RRI, TVRI, dan sebagainya. Semua bekerja agar rakyat tenang, agar semua bisa dilaksanakan dengan cepat, termasuk tadi biaya sudah kita putuskan 100 milyar dari pusat. Kita cek; harus ngalir hari ini. Jangan ada birokrasi lagi.

Kecepatan itu penting. Ini darurat. Nanti kalau uang tidak segera turun, Pak Gubernur mikir dari mana uangnya, Pak Wali Kota mikir, Pak Bupati mikir. Begitu ada, gunakan untuk tanggap darurat, yang penting-penting dulu. Kecepatan penting. Yang penting uang itu betul-betul digunakan. Jangan ada yang menyimpang ke sana, menyimpang ke mari. Itu meneraka; dosanya besar. Tapi jangan curiga pada yang, pemerintah, pemerintah bekerja. Kalau pemerintah ada yang lalai, ada oknum, ya ganjarannya ada. Oleh karena itu, saya ingatkan, gunakan dengan sebaik-baiknya.

Berikutnya lagi, saya minta penjelasan kepada publik terus-menerus, ya. Kalau tidak dijelaskan kepada rakyat apa yang dilaksanakan oleh pemerintah, mungkin yang terjadi keresahan, kegelisahan, jangan-jangan, “Kok nggak ada ini bahan bakar? Kok nggak ada logistik berat? Jangan-jangan nggak ada.” Panik, fitnah. Allah akan murka. Musibah itu ujian; kok ditambah kita fitnah kiri-kanan.

Oleh karena itu, jelaskan oleh pemerintah kepada rakyat. Ada sarana. Kalau RRI masih ada, RRI. TVRI masih ada, TVRI. Media massa, koran-koran jelaskan, memberitakan yang benar, jangan berita-berita yang keliru, jangan berita-berita yang belum dicek kebenarannya, supaya gamblang semuanya. Wartawan, berikan penjelasan. Ada wartawan asing, berikan penjelasan. Pak Gubernur, Pak Bupati, Wali Kota paling tidak dua kali sehari jelaskan kepada pers: ini masalahnya, ini korbannya, ini yang kami lakukan, ini yang sudah mengalir, ini yang sedang kami usahakan supaya beritanya juga enak, ya.

Saya berikan koreksi. Bulan lalu ada gempa di Jawa Barat pada bulan Ramadhan. Saya datang ke Cianjur Selatan. Jalannya jelek sekali; 8 jam baru sampai. Gunungnya runtuh. Ada sekian belas orang di situ. Bukan itunya. Itu dilaksanakan, tetapi karena pada saat menyelamatkan yang wafat, di situ ada batu-batu sebesar truk, timbunan tanah seperti setengah kampung, ada petugas yang ketawa-ketawa, ada TNI, ada Polri, masyarakat; masuk CNN, dilihat oleh dunia, dunia bingung, “Ini Indonesia ini gimana ini? Katanya ada musibah? Katanya ada bencana? Katanya ada menggali jenazah? Kok pada ketawa-ketawa itu?” Itu bisa memberikan signal yang keliru.

Oleh karena itu, berikan kepada pers, “Ya, ini bukan berarti mereka tidak empati kepada yang wafat, tapi menghibur yang lain, dan sebagainya.” Yang penting ada penjelasan. Tetapi ingat, itu bisa menimbulkan signal yang keliru kepada dunia. Jadi, kalau tidak dijelaskan kepada pers, bisa keliru yang diberitakan. Oleh karena itu, ada koreksi saya juga di rumah sakit tadi. Ini sering terjadi di mana-mana, bukan hanya dalam gempa bumi tapi dalam urusan banyak hal ada koreksi; saya jelaskan nanti supaya tidak menimbulkan gambaran yang keliru. Di situ banyak pers asing; pers kita nanti angle-nya berbeda seperti tidak ada manajamen, padahal ditangani masalah-masalah itu. Ini masih koreksi umum dulu yang saya lihat.

Kepemimpinan sudah tadi. Yang namanya pemimpin: Pak Bupati, Pak Wali Kota, Pak Camat, Pak Kepala Desa harus kerja dulu. Kejadian dulu di Simeulue, di Nias ketika terjadi pertama kali tsunami, malah lebih cepat lari para pejabatnya ke gunung. Salah! Itu yang terakhir. Setelah rakyat diselamatkan, terakhir baru menyelamatkan dirinya sendiri. Saya sudah datang, ada yang belum turun. Jangan terjadi. Itulah pemimpin, itulah dipilih oleh rakyat. Harus siap mengambil resiko. Ini juga kepemimpinan. Ini terjadi di mana-mana. Jadi, bukan hanya, “Ada protap.” Saya ngerti. “Pak, sudah ada aturannya.” Ngerti saya. “Sudah pernah berlatih.“ Ngerti saya. Tetapi dalam keadaan begini, pemimpin yang memastikan prosedur tetap itu berjalan. Sudah dikasih tahu: kalau ada ini, jangan semua menggunakan mobil. Menggunakan mobil; macet akhirnya. Jadi, terus dilakukan latihan kepemimpinan, pengawasan, dan sebagainya. Ini berlaku untuk umum. Di tengah-tengah apa yang sudah Saudara lakukan: kecepatan, kesigapan, upaya yang sungguh-sungguh, tapi di sana-sini saya menemukan yang harus kita perbaiki bersama-sama.

Nah, dari semua itu yang saya lihat tadi, Pak Wali Kota, Pak Gubernur, Pak Bupati, bangunan yang runtuh, yang hancur itu sebagian besar bangunan bertingkat. Ada gedung-gedung pemerintah, ada pusat-pusat perbelanjaan, ada rumah sakit, ada gedung sekolah. Yang lebih dari dua tingkat, tiga tingkat, dan seterusnya, itu yang sebagian besar yang runtuh. Korban yang paling banyak, kalau yang di kota, di situ. Rumah-rumah yang satu tingkat sebagian besar selamat. Rumah-rumah penduduk sebagian besar utuh. Artinya apa? Pelajaran ini bagi Indonesia, bukan hanya bagi Sumbar, mulai dari Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa bagian tengah dan selatan, Bali, Lombok, Nusa Tenggara Timur, naik ke atas ke Sulawesi, ke arah Papua, daerah-daerah yang langganan gempa, apalagi sampe 7 SR, 8 SR, 9 SR yang bisa mengginikan bangunan-bangunan, maka harus kita keluarkan aturan yang tepat, peraturan pemerintah, peraturan daerah utamanya.

Sekretaris Kabinet, Sesneg ada di sini. Segera siapkan bersama-sama dengan Menteri PU, Menteri Perumahan Rakyat untuk mengeluarkan aturan, sertifikasi, persyaratan bagi bangunan-bangunan bertingkat di kota-kota, di daerah-daerah yang rawan gempa. Misalnya, orang mau mendirikan pusat perbelanjaan, mal. Mal itu tidak pernah sepi, betul; pagi, siang, sore, malem penuh, ratusan. Bayangkan kalau bangunannya tidak kuat, tidak diuji, tidak tahan gempa. Begitu gempanya seperti kemarin, rontok. Berapa korban jiwa: anak-anak kita, saudara kita jadi korban.

Oleh karena itu, harus betul-betul bisa dipertanggungjawabkan. Harus keras kita untuk penyelamatan jiwa. Nanti kita keluarkan persyaratannya seluruh Indonesia, dan tentu terutama bangunan-bangunan yang baru, yang akan dibangun, termasuk pengecekan bangunan-bangunan yang sudah ada. Jangan sampai anak kita bersekolah di sekolah lantai 3, lantai 2 yang kita tidak yakin apakah itu kokoh. Jangan sampai rakyat kita berbelanja di mal-mal bertingkat yang kita tidak yakin apakah mal itu kuat. Demikian juga kantor pemerintahan dan lain-lain. Kita harus makin keras; jangan ada kongkalikong. Diizinkan saja padahal bangunannya tidak kuat. Itu mengorbankan rakyat. Harus sampai di situ.

Pelajaran yang kedua, begitu terjadi seperti di Padang, dulu di Nias, pernah juga di Aceh sebelumnya, di Yogya, maka kalau timbunannya besar, tangannya TNI, Polri, Tagana dan lain-lain tidak mungkin. Diperlukan alat berat, diperlukan excavator, lifter yang bisa mengangkat tembok-tembok ukuran setengah truk untuk penyelamatan. Maka, peraturan daerah harus dikeluarkan. Kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki alat-alat berat, apakah perkebunan, kontraktor, kerja-kerja seperti itu, begitu ada bencana, darurat, maka tidak harus bertele-tele, tidak harus diminta, dihimbau, ditelepon berkali-kali, segera mengeluarkan alat-alat beratnya itu, dan kemudian kalau ada pengeluaran, dihitung kemudian: bahan bakarnya, ongkos makan petugasnya itu belakangan, bahkan kalau perusahaan-perusahaan itu punya tanggung jawab sosial, tidak harus, bisa langsung digunakan.

Perda harus dikeluarkan, mengikat karena mungkin tidak digunakan itu, atau bisa ditunda dua hari kan bisa perkebunan perusahaan untuk mengangkat reruntuhan-reruntuhan itu. Itu penting sehingga tidak teriak-teriak Pak Bupati, Pak Wali Kota, ngejar sana, ngejar sini, ya. Dan seperti kemarin, saya telepon Gubernur Riau, saya telepon Gubernur Sumatera Utara; tetangga-tetangga harus membantu. Jadikanlah negara kita ini saling bantu antar kabupaten, antar kota, antar provinsi. Yang penting cepat datang dan bekerja.

Dan yang akan datang, latihan-latihan bencana, latihan gempa itu juga dilatihkanlah alat-alat berat itu. Jangan pro memori. Jangan dihitung kecepatannya berapa. Pemadam kebakaran berapa. Jadi, latihan itu jangan hanya rakyatnya; ada tsunami, tung-tung sirene, rakyatnya pergi. Tapi bagaimana alat-alat berat, truk, segala macem, pengaturan lalu lintas, dan sebagainya. Itu mendatang dan berlaku bagi seluruh Indonesia.

Nah yang terakhir adalah apa yang saya lihat tadi. Ada kertas kosong tidak? Yang besar. Saya beri contoh sekarang ya. Minta spidol sama kertas besar. Atau di sini aja. Oke, bisa dilihat sini. Kalau ini ada tempat misalnya rumah sakit, rumah sakitnya hancur, dibikin tenda-tenda di sini untuk operasi, untuk perawatan, begitu. Maka, pastikan petugas-petugas bisa kerja di tempat ini dengan baik, pasien-pasien dalam kesakitan juga mendapatkan suasana yang baik, pelayanan yang baik; AC mungkin tidak ada, barangkali fan atau kalau tidak jangan biarkan masyarakat lalu-lalang di sini dan tidak diatur. Bikin peraturan misalkan di sini dibikinlah semacam police line itu. Ada polisi yang jaga, ada satpam yang jaga; gerakan masyarakat diatur, apakah lewat sini, sebagian lewat sini, supaya ambulans keluar-masuk lancar. Ada keluarga mencaritahu, bisa diatur; pembedahan, operasi bisa dilaksanakan, pasien bisa tenang sehingga jangan diganggu dengan yang lain-lain. Ini namanya site management, pengaturan di tempat kejadian.

Yang kedua, misalkan ada gedung yang runtuh di sini. Diduga masih ada yang hidup, entah 10 orang, entah tiga orang, tapi reruntuhannya berat; diperlukanlah upaya mungkin dengan excavator, mungkin dengan tangan, mungkin dengan sekop, mungkin dengan itu TNI, Polri, Tagana, maka diatur pula di mana masyarakat jangan terlalu dekat, jangan pabalieut kalau bahasa Sundanya itu sehingga mengganggu pelaksanaan pencarian, penyelamatan saudara kita. Ada polisi yang jaga, ada pengatur yang jaga.

Saya berikan contoh: waktu ada operasi untuk pencarian teroris, kemarin terjadi di Temanggung, betul ya? Temanggung. Rumah yang diduga ada terorisnya, yang menewaskan ratusan orang selama 8 tahun ini, mengorbankan kerusakan material, kehancuran ekonomi, nama bangsa kita jelek; dilaksanakan operasi oleh polisi. Tentu dibatasi di mana pers, di mana rakyat. Jangan mengganggu; nanti malah kena ricochet dan sebagainya. Pengaturan ini untuk kebaikan; pengaturan ini agar para pekerja bisa menjalankan tugasnya dengan baik; pengaturan ini jangan sampai malah menggagalkan rencana itu. Ini harus diatur dengan baik. Dan karena banyak massa ingin melihat, ingin menonton; di Yogya dulu, Yogya masih ingat dulu? Begitu ada musibah Yogya, ada wisata bencana; datang dari Solo, dari Semarang, dari Pekalongan dengan mobil-mobil masuk Yogya; macet Yogya, mengganggu upaya tanggap darurat. Diatur lalu lintasnya.

Ini penting supaya sekali lagi, semua bisa dilaksanakan dengan baik, lebih banyak yang dikerjakan oleh petugas; masyarakat mau dateng ya ada caranya, pers juga demikian. Coba tadi; ada ruangan separuhnya ini, ada pasien yang baru dipotong kakinya, kesakitan, ada segala macem. Saya ke situ, grudukan semua masuk: persnya mungkin ada 50, ada yang lain-lain. Bukan tidak boleh meliput, tapi kan kasihan pasien. Bikinlah jarak tertentu; dari jauh pers bisa meliput. Yang lain-lain, petugas nggak usah masuk. Itu contoh. Nah, kalau ini kita lakukan, dan ini bukan saja Sumatera Barat; saya masih melihat di tempat-tempat lain: di Yogya dulu, di Jawa Barat kemarin, bukan hanya bencana yang saya katakan tadi seperti kegiatan-kegiatan yang lain.

Saudara-saudara,
Ini teknis ya, tidak apa-apa presiden sekali-sekali bicara teknis karena ini saya lihat langsung dan untuk kebaikan semua. Yang lainnya sudah bagus. Jadi, koreksi saya: yang tadi itu sudah bagus, ditambah jangan males, jangan ragu-ragu untuk mengeluarkan pengumuman. Di tiap tempat yang banyak kerumunan massa, itu harus ada megafon. Kalau nggak, ya suara biasa, teriak: “Saudara-saudara, Bapak-Ibu, tolong jangan melewati batas itu supaya tidak mengganggu! Ini sedang dilaksanakan pencarian. Siapa tahu masih ada yang hidup, yang tertimbun di gedung ini. Biarkan petugas menjalankan dengan baik!” Pasti beliau-beliau mengerti. “Bapak-Ibu, jangan masuk ke tempat ini! Ini sedang dilaksanakan operasi. Ada pasien yang kakinya terpotong, tangannya diamputasi. Supaya hidup, selamet, dan diperlukan ketenangan, diperlukan ini ambulans keluar-masuk. Jangan terlalu masuk di sini. Batasnya di situ.” Sampaikan baik-baik. Pasti mengerti. Tapi ambil penjelasan itu, pengumuman itu, jangan ragu-ragu, dan dengan firm. Semua bisa dilakukan. Setiap jiwa penting. Setiap orang kalau bisa diselamatkan, selamatkan kecuali Allah menentukan lain. Begitu.

Ini penting, dan oleh karena itu, ini berlaku, dan BNPB, Pak Syamsul Maarif, pengalaman-pengalaman ini bisa menambah nanti protap, disebarkan di provinsi-provinsi, pengalaman-pengalaman supaya makin ke depan makin baik negara kita mengelola bencana.

Saya kira itu, Saudara-saudara. Dan bagi Saudara-saudara yang kehilangan keluarga, saya mengucapkan belasungkawa. Tabah, tegar, tawakal; itu adalah kehendak Allah SWT. Mari kita doakan semoga arwah beliau diterima oleh Allah SWT, hidup tenang di sisi-Nya, dan semoga diampuni dosa-dosanya; yang ditinggalkan diberikan ketegaran, ketabahan, dan ketawakalan, dengan harapan semoga hari depan kita lebih baik.

Kemudian tentu yang wafat akan mendapatkan santunan; sudah diatur berapa dapatnya untuk membantu meringankan beban; bagi rumah-rumah yang hancur, juga sudah ada aturannya setelah tanggap darurat ini dilaksanakan. Saya secara pribadi, dan sekeluarga, dan pemerintah tentu berduka, tapi sadarilah tidak ada yang bisa mencegah gempa bumi, tidak ada yang bisa mencegah kehendak Allah seperti ini; yang penting kita lakukan segala sesuatunya untuk mengurangi korban yang ada. Sampaikan salam pada keluarga yang juga mengalami musibah; kami menyayangi semua mereka, dan mudah-mudahan sekali lagi Allah memberikan yang terbaik untuk kita dan masa depan kita.

Demikianlah, Saudara-saudara. Bantuan-bantuan yang sudah ada tolong disalurkan dengan baik. Pak Syamsul Maarif melaporkan kepada saya: logistik sudah ada. Salurkan dengan baik. Dengan demikian, bisa meringankan beban dan membantu semuanya.

Selamat bertugas, Saudara-saudara.
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

*****

Biro Pers dan Media
Rumah Tangga Kepresidenan RI

[+/-] Selengkapnya...

Template by : Kendhin x-template.blogspot.com