TRANSKRIPSI
SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
RAPAT TERBATAS MENGENAI PENANGANAN GEMPA
ISTANA BOGOR, 7 SEPTEMBER 2009
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Para Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu, Saudara Gubernur Jawa Barat,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Para Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu, Saudara Gubernur Jawa Barat,
Saudara-saudara,
Alhamdulillah, hari ini kita dapat menghadiri Rapat Kabinet Terbatas ini dalam suasana ibadah kita di bulan suci Ramadhan dan semoga pertemuan kita ini mendapatkan berkah dari Allah SWT. Dan juga dapat melakukan tugas-tugas lanjutan, khususnya tugas kita bersama untuk mengelola penanganan bencana alam yang terjadi di Jawa Barat beberapa hari yang lalu.
Saya tentu memantau apa yang Saudara lakukan dan pada hakikatnya, kita sudah mengetahui sebab-sebab dari bencana ini. Langkah tanggap darurat pun telah dan sedang kita laksanakan sesuai dengan undang-undang dan sistem yang berlaku. Sebagaimana yang dialami oleh daerah lain di luar Jawa Barat ini, bahkan negara lain mengatasi bencana alam selalu ada tantangan dan permasalahan, itu normal. Jadi kalau ada komentar di sana, sini, itu biasa, negara lain pun begitu. Yang penting jangan menghalang-halangi kesungguhan kita, pelaksanaan tugas kita untuk berbuat yang terbaik bagi rakyat, melakukan langkah-langkah tanggap darurat dan nantinya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana ini.
Beberapa saat yang lalu, ini untuk klarifikasi juga, saya mendapatkan banyak SMS tentang bantuan yang diterima oleh kita berkaitan dengan bencana alam ini. Ketika saya meninjau Cianjur Selatan atau Kecamatan Cibinong persisnya, setelah saya melihat lokasi, dimana bukit yang runtuh dengan batu-batu yang sangat besar, menimbun sekitar 14 rumah. Waktu itu, saya ditanya oleh BBC intinya, “Tuan Presiden, apakah Anda ingin meminta bantuan internasional?”. Adakalanya dalam bencana yang begitu besar, seorang Kepala Pemerintahan atau Kepala Negara meminta atau appealing dunia untuk membantu negara yang bersangkutan. Itu bisa terjadi.
Jawaban saya waktu itu, pada titik sekarang ini, pemerintah Indonesia dapat mengatasi dengan memobilisasi sumber daya yang kami miliki, baik sumber daya daerah maupun sumber daya nasional. Yang kami lakukan sekarang adalah kegiatan tanggap darurat, emergency relief operation untuk save more lifes dan melakukan langkah-langkah yang berkaitan dengan itu. Itu jawaban saya.
Kemudian pertanyaan kedua, “Apakah Anda yakin masih ada yang bisa diselamatkan melihat keadaan seperti itu?” Jawaban saya, “Anda sudah melihat tadi, tempat terjadinya reruntuhan gunung yang terdiri dari batu-batu yang besar itu, memang keadaannya demikian, tetapi kami akan terus melakukan upaya pencarian dan penyelamatan di seluruh wilayah Jawa Barat, save and rescue operation akan terus kami lakukan, dengan segala upaya. Kita lihat hasilnya nanti, tapi itu yang kami lakukan.”
Itulah sebetulnya dua pertanyaan dan dua jawaban saya, yang masuk ke saya, apakah betul pemerintah menolak bantuan. Jadi jawaban saya seperti itu. Kalau ada orang membantu apalagi di bulan suci Ramadhan, itu pahalanya tinggi sekali. Saya kira Pak Gubernur, kalau ada yang membantu Pak Gubernur juga Alhamdulillah, membantu Pak Bupati yang kena musibah kabupatennya juga bersyukur. Jadi tolong dilihat pertanyaan dan jawaban saya seperti itu. Kalau ada yang mengangkat-angkat di media massa ya jelaskan, banyak hal yang sebetulnya gamblang sekali masalahnya, terus kok tiba-tiba seperti tidak gamblang. Mari kita belajar untuk menyederhanakan, membikin terangnya masalah, bukan sebaliknya, karena keliru nanti negara ini, pemerintah ini, kita semua terhadap rakyat kita.
Itu pengantar saya dan setelah ini saya persilakan. Saya mulai dari Menko Kesra untuk melaporkan.
Silahkan Di Baca
Rabu, 23 September 2009
Sambutan Rapat Terbatas Penanganan Gempa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar